Cut Fahra, Cicit Sultan Yaman, Hadirkan Kolaborasi Etnik dan Modern di Aceh Perkusi 2024
Foto : Cut Fahra | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Penyanyi asal Lhokseumawe, Cut Fahra, direncanakan tampil dalam salah satu event unggulan Indonesia yang masuk dalam rangkaian Karisma Event Nusantara (KEN) 2024, yaitu Aceh Perkusi. Acara ini dijadwalkan berlangsung pada 13-15 September 2024 di Taman Ratu Safiatuddin yang terletak di pusat kota Banda Aceh.
Penyanyi yang lahir pada 27 Juni 1997 ini mengonfirmasi bahwa ia akan tampil pada malam Minggu, 14 September 2024, pukul 22.00 WIB. Pada kesempatan kali ini, Cut Fahra akan tampil bersama Irama MaSA Band, satu-satunya grup binaan Majelis Seniman Aceh (MaSA), dalam pertunjukan musik perkusi.
“Kami akan membawakan empat lagu dari berbagai genre yang digarap secara khusus oleh maestro Aceh, Moritza Thaher. Lagu-lagu ini merupakan perpaduan musik etnik Aceh dengan sentuhan modern,” ujar Cut Fahra dalam wawancara di sela-sela persiapannya untuk Aceh Perkusi.
Sebagai cicit langsung dari Sultan Asta Raja Yaman, Cut Fahra merasa antusias dan serius mempersiapkan penampilannya kali ini. Ia mengungkapkan bahwa salah satu tujuan utamanya adalah memperkuat tradisi dan identitas budaya Aceh di tingkat nasional, melalui musik perkusi yang khas dan kegiatan budaya pendukung lainnya.
Penyanyi berzodiak Cancer yang akrab dipanggil Cutfah ini juga bekerja sama dengan desainer terkenal, Dek Mar Cantik Gaun, untuk memaksimalkan penampilannya di event budaya dan wisata Aceh ini.
Di akhir wawancara, Cut Fahra mengajak masyarakat Aceh untuk mendukung dan menyukseskan berbagai agenda budaya dan wisata, terutama Aceh Perkusi 2024.
Silsilah Keturunan Cut Fahra
Cut Fahra > binti Teuku Muhammad Nazir (Nyak Mad) > bin Teuku Ampon Muhammad Thaeb (Pon Nék) > bin Teuku Usman > bin Teuku Lam Kubu (Teuku Muda) > bin Teuku Lam Baéd (Teungku Malém Putéh) > bin Teuku Sulaiman Muda Baéd > bin Syeikh Abdurrahman (Teungku Imum Lam Bi'it) > bin Teungku Abdullah > bin Teungku Haji Meuraksa Cut Nyak Husein > bin Teungku Meurah (Cut Nyak Bintan) > bin Teungku Hakim Parhamah > bin Teungku Bujang Putéh > bin Teungku Chiek Muluk/Teungku Chiek Ahmad Idris > bin Tu Praja Chiek Yamani Pasé (Syeikh Muhammad Az-Zakarya Qurnairni Al-Yamani) > bin Sultan Asta Raja Yaman (827 H/1432 M).
Manuskrip Arakata ditulis pada tahun 1243 H/1826 M di masa kepemimpinan Sultan Muhammad Syah bin Sultan Jauharul Alam Syah. (**)