19 September 2024
Kesehatan

Dibalik Tragedi Meninggalnya Bayi Prematur di Ruang NICU RSUD Pidie Jaya, Ada Rahasia Yang Terungkap

Foto : Direktur RSUD Pidie Jaya, dr Fajriman, bersama Komisi C DPRK Pidie Jaya, Teuku Guntara, Munawar dan M.Isa | LIPUTAN GAMPONG NEWS

Komisi C DPRK Pidie Jaya Minta Insan Pers Pidie Jaya Kontrol Sejumlah Dokter dan Petugas Kesehatan  Sedang Sekolah dengan Rekomendasi Pidie Jaya Wajib pulang Ke Pidie Jaya.

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Tragedi meningganya bayi prematur baru berumur 1 (satu) hari memang menyedihkan. Akan tetapi, selalu ada hikmah di balik segala tragedi yang terjadi. Banyak hal yang menjadi "rahasia" terungkap pasca terjadinya musibah di ruang NICU (neonatal intensive care unit) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya.

Setelah viral di media sosial dan heboh dalam pemberitaan di berbagai media online, para wakil rakyat terhormat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie Jaya yang tergabung dalam komisi C, pada Kamis (26/5/2023) melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke RSUD Pidie Jaya.

Dalam kunjungan kerja ke RSUD Pidie Jaya, rombongan Komisi C DPRK Pidie Jaya terdiri dari Teuku Guntara, Munawar dan M. Isa dengan didampingi langsung oleh Direktur dan para Wadir, sekaligus mengkonfirmasi atas kejadian kematian bayi yang sempat heboh di media sosial.

Pada kesempatan bersamaan rombongan Komisi C bersama pihak RSUD Pidie Jaya mengadakan konferensi pers dengan sejumlah media di ruang media center Rumah Sakit setempat.

Ketua Komisi C DPRK Pidie Jaya, Teuku Guntara memberikan arahan langsung kepada pihak menagemen dan petugas medis agar tetap semangat dengan berpedomani kapada Standar operasional prosedur (SOP) dalam memberikan pelayanan medis.

"Kami memberikan apresiasi terhadap perkembangan RSUD Pidie Jaya saat ini, dan terimakasih juga atas kerja keras petugas kesehatan selama pandemi Covid-19," seraya berujar 

Namun kita tidak boleh berhenti sampai disini saja, tapi harus terus memperbaiki segala kekurangan yang masih ada, seperti alat-alat kesehatan terutama untuk penanganan pasien pasien emergensi." Ungkap politisi Partai Demokrat ini.

Kami dari Komisi C DPRK Pidie Jaya melihat RSUD belum siap dari segi fasilitas. Dalam kasus yang telah terjadi itu, penanganan pasien sudah dilakukan sesuai SOP dengan SDM sudah mamadai. 

Akan tetapi kerena tidak adanya alat Continuous positive airway pressure (CiPAP), sehingga tidak maksimal dalam penanggulangan pasien alias bayi yang lahir tidak normal." Terang Guntara mana pengakuan kepala NICU.

"Selama ini Dewan tidak tahu apa kebutuhan dari RSUD Pidie Jaya, karena selama ini laporan kebutuhan tidak sampai ke dewan khususnya Komisi C. Sehingga dalam kesempatan ini, kami meminta kepada pihak RSUD Pidie Jaya untuk men-list segala perlengkapan (sarana dan pra sarana) yang urgensi.

"Nanti dalam pembahasan anggaran kami akan mendorong dan sesak pemerintah memenuhi kebutuhan wajib tersebut. Jangan hanya membuat gorong-gorong saja yang dianggarkan." Pungkas Guntara yang juga diamini Munawar politisi PPP dan M.Isa dari PNA.

Baca JugaTerkait Pelayanan RSUD Pidie Jaya Heboh di Medsos, Direktur Menjawab

Direktur RSUD Pidie Jaya, dr Fajriman SpS MSi, juga mejelaskan kronologis kejadian yang viral di media sosial tentang kematian bayi yang baru beumur satu hari secara detail, dimana semua langkah penangulangan medis sudah diusahakan oleh dokter dan petugas medis lainnya.

Namun dikarenakan kondisi bayi yang masih prematur, maka secara tiba-tiba terjadi perburukan atau asfiksia karena kegagalan pernapasan secara adekuat." Terang Direktur dan juga menjelaskan pihak RSUD memiliki komitmen yang kuat terhadap peningkatan keselamatan pasien dan kenyamanan petugas.

Disela melakukan tanya jawab dengan awak media, para anggota Dewan juga menanyakan tentang kecukupan SDM, dalam hal ini direktur menyampaikan RSUD Pidie jaya kekurangan jumlah dokter anak yang hanya satu orang.

Oleh karena itu, secara spontan Guntara meminta insan pers Pidie Jaya menjadi kontrol kepada semua dokter yang sedang sekolah spesialis yang menggunakan rekomendasi Pidie Jaya agar dapat kembali bertugas di Pidie Jaya.

Pertanyaan lebih lanjut dari awak media kepada Direktur, berapa jumlah dokter yang sedang sekolah spesialis yang menggunakan rekomendasi Pidie Jaya?

Direktur RSUD Pidie Jaya, dr Fajriman merincikan bahwa ada sejumlah 13 orang dokter sedang menjalankan sekolah spesialis, diantaranya: 2 (dua) orang Spesialis Anak, 2 (dua) orang spesialis Obgin, 1 (satu) orang dokter THT, 1 (satu) orang Anestesi dan 1 (satu) orang Spesialis Paru, semuanya di Universitas Syiah Kuala.

Selanjutnya, ada juga 1 (satu) orang sedang menjalankan spesialis Ortopesi dan 1 (satu) orang Anestesi di Universitas Sumatra Utara. Ada juga 3 (tiga) orang sedang mengambil spesialis di UGM Yogyakarta, masing-masing 1 (satu) orang Spesialis Radiologi UGM, Spesialis Urologi, Spesialis Jantung serta 1 orang Spesialis Jiwa di UNDIP semarang.

"Bila kita melihat jumlah dokter yang sedang sekolah spesialis dan benar-benar akan pulang ke Pidie Jaya, Insya Allah ke depan Rumah Sakit Pidie Jaya yang kita cintai ini kita akan lebih maju lagi. Yang pasti harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup." Tegasnya. (*)