Terkait Pelayanan RSUD Pidie Jaya Heboh di Medsos, Direktur Menjawab
Foto : dr Fajriman SpS MSi, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Pertama sekali saya dr Fajriman SpS MSi, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya mewakili teman teman di rumah sakit terutama petugas Neoanatal intensif care unit RSUD Pidie Jaya atau NICU menyampai belasungkawa atas meninggalnya seorang bayi yang baru berusia 1 (satu) hari.
Kemudian kami juga memohon maaf kepada keluarga, masyarakat atas kejadian ini, semoga kasus ini menjadi pelajaran terbaik bagi pihak pemberi pelayanan publik terlebih Rumah Sakit yang selalu berhubungan dengan keselamatan pasien dan kenyamanan petugas menjadi prioritas pelayanan.
Berikutnya kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada teman teman media, masyarakat yang telah melakukan sebuah kontrol sosial yang tentunya pasti punya tujuan yang sama yaitu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal untuk masyarakat, khususnya Kabupaten Pidie Jaya dan masyarakat lainnya secara keseluruhan." Sampaikan Direktur RSUD Pidie Jaya kepad awak media lewat pesan What'sApp.
Menyikapi pemberitaan yang beredar di media sosial tentang meninggalnya seorang bayi di ruang NICU RSUD Pidie Jaya, Direktur RSUD Pidie Jaya, dr Fajriman. Sp.S. MSi. Med, menjelaskan pada tanggal 24 Mai 2023 bayi dilahirkan melalui operasi atau seksio caesarea (SC), karena sudah mengalami tanda melahirkan dari seorang ibuk walaupun tidak cukup bulan atau prematur operasinya berjalan lancar dan berhasil melahirkan seorang bayi laki laki dengan pernapasannya spontan walaupun prematur dan berat badan 2,6 kg.
Sementara itu, dokter anak yang menangani bayi tersebut sudah melakukan visite dua kali pagi dan sore, saat itu kondisi bayi masih stabil, kemudian pada pukul 19.00 WIB masih pada hari yang sama terjadi perburukan dimana bayi sulit bernapas," paparnya
Lanjutkan, dengan kondisi seperti ini petugas NICU melaporkan ke dokter yang merawat tentang kondisi pasien, dan hasil konsul dengan dokter yang merawat di intruksikan coba koordinasi dengan Rumah Sakit lain atas kesiapan mereka menangani pasien neonatus atau bayi emergensi, ternyata hasil koordinasi, alat seperti continuous possitive airway pressure atau CIPAP untuk menunjang penanganan bayi emergensi semuanya terpakai dengan pasien emergensi lain." Terang dr Fajriman
Sambil menunggu konfirmasi dari rumah sakit yang mumpuni penanganan pasien bayi emergensi, petugas NICU RSUD Pidie jaya tetap melakukan resusitasi jantung paru atau RJP secara manual, dilihat kondisi semakin memburuk, dokter yang menangani mengintruksikan kembali ke petugas NICU untuk konsul tim emergensi RSUD Pidie Jaya, namun setibanya tim emergensi, kondisi pasien sudah tidak mungkin tertolong lagi. Jadi kemungkinan besar bayi tersebut meninggal karena asfiksia berat atau gagal pernapasan secara adekuat." Pungkasnya
"Sekali lagi, atas nama manajemen RSUD Pidie Jaya memohon maaf yang sebesar-besarnya, kondisi ini akan menjadi pelajaran sangat berharga bagi semua petugas. Kami juga berharap dukungan dari masyarakat terutama keluarga pasien supaya petugas dapat berkerja secara maksimal, berkoordinasi dengan cara cara yang baik, semua kondisi ini sudah di jelaskan kepada keluarga, namun seringnya berganti ganti keluarga yang datang mendampingi pasien, maka terjadilah informasi yang terputus antara keluarga dan pemberi layanan." Ungkap dr. Fajriman
Katanya lagi, Direktur RSUD Pidie Jaya juga akan memanggil dokter dan petugas yang menangani kasus tersebut untuk menjelaskan lebih detail secara klinis sehingga pasien bisa meninggal.
"Saya juga mengucapkan terimakasih banyak kepada semua petugas kesehatan RSUD Pidie Jaya, dengan segala kelebihan dan kekurangan kita semua pasti ingin melihat pasien yang kita rawat dapat sembuh dengan sempurna, namun Allah sudah berkehendak lain." Tutupnya. (*)