06 Agustus 2025
Daerah

Tersandera Perbup, 7 Bulan Jasa Medis Tenaga Bakti RSUD Pidie Jaya Tak Cair, Kami Mengabdi, Tapi Dilupakan

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDRatusan tenaga bakti di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya terpaksa terus bekerja tanpa kepastian penghasilan. Sudah tujuh bulan lamanya jasa medis mereka tak kunjung dibayarkan, mulai dari Januari hingga Juli 2025. Kini, Agustus pun menghantui. Jika bulan ini kembali tak cair, maka genap delapan bulan mereka mengabdi tanpa bayaran, Rabu (6/8).

Keluhan itu mencuat melalui pesan WhatsApp yang dikirimkan sejumlah tenaga medis kepada awak media. Mereka, yang terdiri dari perawat, bidan, dokter hingga tenaga medis lainnya, mengaku nyaris putus asa. Bekerja siang dan malam, namun jasa medis yang menjadi satu-satunya penghidupan belum juga mereka terima.

“Jasa medis kami belum dibayar satu rupiah pun. Tapi kami tetap bertugas demi pelayanan masyarakat. Apakah pengabdian ini harus dibayar dengan pengabaian?” keluh salah seorang perawat yang enggan disebutkan namanya.

Menurut informasi yang dihimpun media ini, hambatan pencairan jasa medis tersebut disebut-sebut terkait belum rampungnya Peraturan Bupati (Perbub) yang menjadi dasar administrasi pembayaran. Ironisnya, keterlambatan itu justru terjadi di tengah hiruk pikuk anggaran pembangunan dan belanja daerah lainnya yang tetap berjalan normal.

“Seharusnya Bupati memprioritaskan Perbub ini. Ini bukan urusan birokrasi belaka, ini soal perut, soal kemanusiaan,” tulis salah satu tenaga bakti dalam pesan WhatsApps.

Kekecewaan semakin dalam ketika mereka membandingkan nasib mereka dengan program-program lain yang justru lancar didanai. Sementara mereka yang berada di garda depan layanan kesehatan justru harus menunggu, berharap, dan terus mengabdi dalam ketidakpastian.

“Kami juga punya keluarga. Kami punya anak-anak yang harus disuapi. Kami bukan relawan amal, kami profesional yang digantung hidupnya oleh sistem yang lambat,” sambung tenaga medis lainnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen RSUD Pidie Jaya belum memberikan konfirmasi resmi. Awak media masih menunggu klarifikasi dari pihak rumah sakit dan pemerintah daerah terkait solusi atas keterlambatan pembayaran jasa medis ini.

Di tengah derita para tenaga bakti ini, satu pertanyaan menggelitik, Apakah pelayanan kesehatan di Pidie Jaya hanya bisa jalan karena ketulusan hati, bukan karena keberpihakan anggaran? (**)