22 November 2024
Mimbar Islam
Khazanah Ramadhan

Tak cuma di Tanah Suci Makkah, di Serambi Makkah juga ada Masjid Jin

Foto : Penampakan "Masjid Jin" Kuta Blang Samalanga dari kejauhan. | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Mendengar nama masjid jin, tentunya menimbulkan tanda tanya dan penasaran bagi kita semua. Pasalnya, nama jin indetik dengan makhluk halus.

Masjid Jin memang benar adanya, menurut sejarah Islam sebuah masjid yang terletak di Kota Makkah, tepatnya di kampung Ma'la dan berada 1,5 km di sebelah utara Masjidil Haram.

Masjid tersebut uga dikenal dengan nama Masjid Al-Bai'ah, yaitu masjid tempat serombongan jin melakukan baiat di masa Rasulullah.

Sebagaimana masjid dikenal sebagai tempat ibadah umat Islam, juga memiliki peran yang penting dalam kehidupan masyarakat Muslim.

Sebagaimana fungsi masjid sendiri tak hanya untuk ibadah saja, namun juga tempat berkumpulnya umat Muslim untuk memperdalam pemahaman agama (pengajian), menjalin silaturahmi, dan memperkuat ikatan kebersamaan.Begitu halnya di Tanah Serambi Makkah juga ada "Masjid Jin" nama yang disebutkan untuk Masjid Jami' Kuta Blang Samalanga yang jadi peninggalan sejarah itu.

Bangunan yang masih berdiri kokoh dengan desainer kuno, masjid yang megah berdiri indah di tengah - tengah persawahan sebuah desa/ gampong bernama Lueng Angen Kutablang, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh.

Masjid yang dibangun pada tahun 1901 oleh oleh Ulama kharismatik Aceh Teungku H. Syekh Abdul Jalil ini memiliki sejarah panjang.

Inilah sejumlah ulasan cerita menarik yang berhasil dikumpulkan media Liputan Gampong News tentang Masjid Jin di Samalanga itu.

Alkisah, yang diutarakan Teungku Azhar, Imam Rawatib masjid tersebut mengatakan pada masa dahulu, Teungku Haji Syekh Abdul Jalil kembali ke Aceh (tanah serambi Mekkah) setelah menimba ilmu di tanah suci Mekkah tempo dulu. Lalu Syekh Abdul Jalil menggelar pengajian di masjid ini.

Dalam pengajian di masjid itu jamaahnya dibagi dua dengan tirai yang membelah masjid tersebut. Suatu ketika jamaah pengajian disalah satu bagian bertanya kepada Abu (Teungku), "kenapa masjid dibelah dua dengan tirai padahal jamaah hanya kami saja?"

Kemudian, Abu Syekh Abdul Jalil menjawab, "ada jin muslim yang menghadiri pengajian kita". Hingga suatu ketika, jamaah meminta kepada Abu agar meyakinkan mereka jamaah jin itu bisa mereka lihat dengan mata telanjang.

Abu pun mengiyakannya namun dengan syarat jamaah manusia itu tidak ketawa ketika melihat jamaah jin yang berbeda beberapa bentuk tubuh dengan mereka, karena menyakiti perasaan mereka (kaum jin muslim).

Sehingga malam itu, tirai pun disingkap dan mereka melihat jamaah jin itu, namun jamaah mengingkari janjinya, sehingga sejak itu jamaah jin tersebut tidak bisa lagi dilihat manusia di masjid tersebut. Inilah asal muasal Masjid Jin terkenal.

Bisa saja, jika saat itu jamaah manusia tidak mengingkari atau melanggar perintah ulama, mungkin sampai sekarang ini kita masih bisa melihat jin-jin muslim itu.

"Alhamdulillah masjid ini masih berdiri kokoh di Gampong Kuta Blang Samalanga setelah dilakukan beberapa kali renovasi dengan tidak mengubah bentuk dasar masjid itu sendiri." Katakan Teungku Azhar.

Bahkan di belakang masjid ini juga terdapat beberapa makam bersejarah diantaranya makam keluarga Tun Sri Lanang dan makam keluarga Abu Syik Awe Geutah.Menurut laman simas.kemenag.go.id, masjid ini memiliki sejarah sebagai berikut, Masjid Teungku Syik Kuta Blang didirikan pada tahun 1901, di kalangan orang tua disebut thön sa (tahun satu).

Masjid ini dibangun oleh almarhum Teungku H. Syekh Abdul Jalil sekembali beliau dari tanah suci Mekah. Peletakan batu pertama masjid ini dihadiri Ampon Syik Samalanga, selain itu turut pula hadir seorang Kapten Belanda.

Pertapakan tanah tempat pembangunan masjid adalah wakaf dari almarhum Ampon Syik Samalanga, yaitu almarhum Ampon Syik H. Muhammad Ali Basyah.

Demikian pula rumah tempat tinggal pimpinan pesantren, adalah wakaf dari Cut Nyak Meuligoe, yaitu rumah yang dikenal dengan Rumoh Tujoh Ruweueng (rumah dengan tujuh ruangan).

Masjid Kuta Blang ini dibangun oleh almarhum Teungku H. Syekh Abdul Jalil dengan mempekerjakan oleh seorang kepala tukang muallaf Cina bernama Ibrahim. Arsitekturnya mengikuti model Masjid Nabawi, didisain sedemikian rupa dengan arsiteknya Teungku Syekh Abdul Jalil sendiri.

Masjid Kuta Blang yang dibangun pada zaman Belanda ini sudah masuk dalam situs sejarah nasional. Bentuknya yang unik dan indah dikenal masyarakat dengan sebutan Meuseujid Batee Puteh.

Masjid ini sejak didirikan bak thön sa (pada tahun 1901) sampai sekarang masih dalam bentuknya yang asli seperti sediakala, belum mengalami renovasi sedikitpun. (*)