Suara Warga Pidie Jaya: Kami Sakit, Tapi Takut Dirawat di RSUD Sendiri
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Sisi kemanusiaan dan rasa kecewa warga yang seharusnya merasa aman di fasilitas kesehatan daerah sendiri. Ironis tapi nyata. Di saat pemerintah daerah terus menggaungkan peningkatan layanan kesehatan, sebagian warga Pidie Jaya justru lebih memilih berobat ke luar daerah. Bukan karena fasilitas tidak ada, melainkan karena pelayanan di rumah sakit daerah sendiri belum mampu memberi rasa aman dan nyaman bagi pasien.
Seorang warga Trienggadeng, Masjhon Satya Guna, menceritakan pengalamannya ketika tubuhnya mendadak menggigil hebat dan terasa lemas. Bukannya menuju RSUD Pidie Jaya, ia justru melaju ke Rumah Sakit Citra Husada Sigli. “Badan menggigil seluruhnya, langsung saya lari ke Sigli,” ujarnya, Sabtu (4/10) malam.
Masjhon menegaskan, keputusannya untuk berobat ke Sigli bukan tanpa alasan. Ia berkaca dari pengalaman keluarganya, ketika ayah, abang, dan ceceknya yang pernah menjalani perawatan medis di rumah sakit daerah pidie jaya dan merasa pelayanan di sana tidak memuaskan. Ditambah lagi, banyak cerita serupa dari pasien lain yang membuatnya semakin yakin untuk mencari pertolongan ke luar Pidie Jaya.
“Di Sigli, perawat datang silih berganti memeriksa pasien. Obat dan infus dikontrol terus, keluarga pasien juga diingatkan agar jangan tidur pulas. Semua terasa lebih manusiawi. Sementara di RSUD Pidie Jaya, pengalaman saya dan keluarga dulu jauh berbeda,” ungkapnya lirih.
Ia juga mengaku kecewa karena sulit menghubungi pihak manajemen rumah sakit saat kondisi mendesak. “Saya sudah coba menelepon direktur, tapi tidak diangkat, padahal waktu itu keluarga saya benar-benar butuh pertolongan,” katanya.
Keluhan seperti ini bukan pertama kali muncul. Sejumlah warga lain juga mengaku kehilangan kepercayaan terhadap pelayanan di rumah sakit daerah, terutama di ruang ICU dan HCU yang dinilai lambat dan kurang sigap menangani pasien kritis.
Masyarakat berharap Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya segera mengevaluasi kinerja dan pelayanan RSUD setempat. “Kami tidak menuntut mewah, hanya ingin dirawat dengan baik di rumah sendiri,” tutup Masjhon penuh harap. (**)