22 November 2024
Opini

Singa Tak Bertaring Pimpin UIN Ar-Raniry

Foto : Fazil Rinaldi | LIPUTAN GAMPONG NEWS

OPINI - Dewan Eksekutif Mahasiswa(DEMA) Universitas Islam Ar-Raniry untuk kepengurusan periode 2021-2022 sudah sah menjabat dengan bukti terlaksananya pelantikan pengurus pada sabtu, 10 April 2021 lalu yang bertempat di Auditorium Ali Hasyimi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.

Mengusung tema “Larutkan Perbedaan, Reaksikan Persamaan, Hasilkan Sinergitas Ormawa UIN Ar-Raniry”. Kurang lebih dua bulan berlalu salah satu acara ceremonial termegah di UIN Ar-Raniry terlaksana, tentu pihak pengurus sudah merancang banyak program kerja yang sudah disetujui melalui Upgrading dan Rapat Kerja yang sejauh penulis ketahui belum genap satu bulan di adakan. Pandangan penulis ini tentu terlambat jika kita melihat pelantikan sudah jauh hari terlaksana di bulan April silam.

Memantau kondisi dan juga berdiskusi dengan teman-teman mahasiswa UIN Ar-Raniry, tentu ada sedikit terbesit kekecewaan terhadap Presma (Presiden Mahasiswa) baru dan segenap jajarannya, sebab mengapa? Karena ada beberapa agenda penting yang sedang berada pada situasi genting, sebut saja salah satunya kuota internet. Kita semua tahu kuliah di masa pandemi Covid-19 ini dilaksanakan dengan prosedur dalam jaringan (online) di kampus tercinta dan kuliah secara online ini jauh lebih banyak memerlukan biaya. Kita ketahui dan disayangkan pula untuk semester genap ini tidak ada pembagian kuota internet untuk mahasiswa. 

Pertanyaannya sudah sejauh mana Pengurus Dema mengadvokasi hal ini? Terpantau dari rilis dan instagram resmi Dema UIN Ar-Raniry masih jauh dari harapan meski tidak di pungkiri adanya upaya. Bukan hal itu saja, masalah berikutnya mengenai Uang Kuliah Tunggal (UKT), lagi-lagi sebab pandemi Covid-19 sebagian dari orang tua mahasiswa pasti mengalami penurunan pendapatan bahkan ada yang lebih miris ketika orang tua nya sama sekali tidak ada pendapatan. Sejauh pantauan penulis, Presma tidak hadir membawa aspirasi mahasiswa untuk mengawal hal ini sebagai keluhan  mahasiswa sampai ke telinga ayahanda Rektor UIN Ar-Raniry.

Selain dari pada itu, belum lagi perihal Ma’had yang pengurusan sertifikat terpantau lama juga antrian tes toafl dan toefl juga sangat memakan waktu begitu lama menunggunya. Sehingga banyak mahasiswa akhir yang harus menunda sidang. Maka jika demikian pastinya wajib membayar SPP/UKT kembali. Adakah presma hadir disini? Lalu hal apa  yang telah dikerjakan dalam gedung PKM megah bergelimpang fasilitas.?

Presma sekarang sudah seperti kehilangan taring padahal ia adalah mahasiswa nomor satu di kampus ini. Digadang- gadangkan akan menjadi singa pemenang dalam garis perjuangan hak dan kepentingan umat dan  kini malah mahasiswa dibalas dengan sebuah kekecewaan. Sayang di sayangkan, jika ini terus menerus terjadi tanpa diperbaiki maka UIN Ar-Raniry menyerahkan podium pada Singa Ompong. 

Lambat laun tentu mahasiswa/i UIN Ar-Raniry rindu akan sosok Presiden Mahasiswa periode yang lalu, yaitu sosok Reza Hendra Putra. Ia yang begitu cekatan menampung aspirasi mahasiswa sehingga tersalurkan. Bahkan bisa kita katakan masa kepengurusan Reza jelas selangkah lebih sulit ketimbang kini. Sebab dulu kita baru mengenal pandemi, sehingga proses adaptasi dibutuhkan terlebih dahulu. Tetapi  Reza mampu hadir menjadi bagian dari pada suara-suara mahasiswa.
Dengan sepucuk tulisan ini penulis sampaikan kerinduan atas seorang Presma yang mampu menjadi nahkoda kurang lebih 23.000 mahasiswa aktif UIN Ar-Raniry.

Kepada presma yang baru semoga kedepannya lebih peka terhadap kondisi mahasiswa UIN Ar-raniry. Teerakhir sebagaimana selalu di tekankan oleh Reza hidupkan kembali konsolidasi untuk advokasi mahasiswa yang mungkin sudah terkikis dan mulai terlupakan oleh ceremonial semata.

Harapan besar pula kepada presma yang baru untuk melibatkan dan merangkul kembali apa yang pernah tercerai-berai dalam kontestasi pemilihan. Sebab ini bukan persoalan sebagian orang saja atau golongan.Tetapi ini adalah milik segenap mahasiswa yang dengan keras kita teriakkan “Lon Aneuk UIN Cucoe Ar-Raniry ”.

Penulis : Fazil Rinaldi, Mahasiswa FISIP UIN Ar-Raniry