04 Juni 2025
Daerah

Ribuan Jamaah Padati Lapangan Meureudu: Zikir Bersama di Haul Majelis Sirul Mubtadin ke-5

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDLapangan bola kaki Kota Meureudu pada Sabtu (19/10) menjadi saksi suasana penuh khidmat, di mana sekitar lima ribu jamaah berkumpul untuk menggelar zikir bersama dalam perayaan Haul Majelis Sirul Mubtadin ke-5. 

Langit yang cerah seakan turut menyapa ribuan jamaah yang larut dalam dzikir, memuji dan menyebut Asma Allah. Suasana alam yang damai menambah kekhusyukan acara, seolah semesta pun turut menyimak lantunan dzikir yang memancar dari hati setiap jamaah.

Ribuan jamaah yang hadir, didominasi oleh kaum perempuan, terlihat memenuhi puluhan tenda yang telah disiapkan oleh panitia dengan penuh ketawadhuan. Mereka meresapi setiap lantunan dzikir yang membumbung ke angkasa, bersatu dengan alam yang menyelimuti lapangan tersebut. Rumput hijau yang menghampar menjadi saksi bisu kebersatuan makhluk Allah dalam memuji-Nya.

Keistimewaan acara zikir ini bukan hanya dari jumlah jamaah yang membanjiri lapangan, tetapi juga kehadiran tokoh masyarakat Pidie Jaya, H. Sibral Malasyi, atau yang akrab disapa Nyak Syi. Dia datang dalam momen-momen penting seperti ini. Kehadiran H. Sibral Malasyi menambah kesan persaudaraan dan kekeluargaan yang kental dalam Majelis Sirul Mubtadin.

H. Sibral Malasyi memang dikenal sebagai sosok yang selalu hadir dalam setiap kegiatan Majelis Sirul Mubtadin. Bagi para jamaah, kehadiran Nyak Si sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan haul ini. Seperti disebutkan oleh salah seorang jamaah, “Nyak Si bukanlah orang baru bagi kami. Nyak Syi selalu hadir, mendukung, dan berbaur bersama kami dalam setiap acara seperti ini.”

Namun, penting untuk ditegaskan bahwa acara ini murni sebagai bentuk penghormatan kepada para pendiri dan ulama yang telah berkontribusi dalam berdirinya Majelis Sirul Mubtadin. "Acara ini jauh dari unsur politik, meski kehadiran tokoh-tokoh masyarakat turut memberikan warna tersendiri. Semua yang hadir bersatu dalam satu tujuan, yaitu memperkuat ikatan spiritual dan kecintaan kepada Allah SWT."

Semesta seolah menjadi saksi keikhlasan hati setiap jamaah yang hadir. Alam, manusia, dan seluruh makhluk ciptaan-Nya menyatu dalam sebuah harmoni zikir yang menyejukkan. Inilah esensi dari kehidupan Islami yang bersahabat dengan alam semesta, di mana manusia menjadi khalifah yang menjaga dan menghormati ciptaan-Nya, seraya terus memuji Sang Pencipta dengan penuh rasa syukur. (**)