Ranub Mameh, Warisan Tradisi Aceh yang Menyimpan Seribu Khasiat
Foto : Ranub Mameh | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Ranub mameh, atau sirih manis, sejak lama menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Aceh. Tradisi mengunyahnya bukan hanya sekadar kebiasaan, melainkan simbol penghormatan, persaudaraan, sekaligus perekat silaturahmi. Dalam adat Aceh, menyajikan sirih kepada tamu disebut sebagai "peumulia jamee," bentuk penghormatan tertinggi bagi orang yang datang berkunjung. Kini, warisan tradisi ini kembali populer dengan sentuhan rasa manis dan racikan alami yang penuh khasiat.
Bahan utama ranub mameh terdiri dari daun sirih segar, pinang, boh cuko, cengkeh, kapur sirih, dan sedikit gula. Perpaduan sederhana ini menghasilkan sensasi mengunyah yang khas, segar, manis, dan hangat. Lebih dari sekadar cemilan, racikan ini menyimpan manfaat luar biasa, mulai dari menjaga kesehatan mulut hingga meningkatkan stamina tubuh. Tak heran bila generasi muda pun mulai melirik kembali tradisi yang dulu identik dengan orang tua.
Khasiat ranub mameh telah dikenal luas. Ramuan ini dipercaya bisa menguatkan gusi dan gigi, menghilangkan bau mulut, serta membantu mengatasi sakit gigi dan masalah lambung seperti sakit maag. Selain itu, kandungan alami ini bisa memperkuat daya tahan tubuh, serta memberi energi tambahan untuk beraktivitas. Inilah yang menjadikan ranub mameh sebagai solusi sehat di tengah pola hidup modern yang rentan menimbulkan penyakit.
Tak hanya untuk kesehatan, ranub mameh juga diyakini memiliki manfaat dalam menjaga vitalitas. Disisi lain, kandungan antiseptik alami dalam sirih mampu menghilangkan bau mulut, sehingga pengunyahnya tampil lebih percaya diri. Khasiat ganda inilah yang membuat ranub mameh semakin diminati oleh berbagai kalangan.
Selain sebagai obat alami, ranub mameh juga memiliki nilai adat yang tinggi. Dalam budaya Aceh, sirih kerap hadir dalam setiap upacara adat, mulai dari pernikahan, kenduri, hingga penyambutan tamu. Mengunyah sirih bersama menjadi simbol kebersamaan, rasa hormat, dan persaudaraan. Dengan demikian, ranub mameh tidak hanya melestarikan kesehatan, tetapi juga menjaga identitas budaya Aceh yang sarat makna.
Hari ini, ranub mameh bukan hanya hadir di meja-meja adat, tetapi juga masuk dalam gaya hidup masyarakat modern yang mencari alternatif sehat dan alami. Popularitasnya terus meningkat, tidak hanya di Aceh, tetapi juga di kalangan perantau yang rindu cita rasa kampung halaman. Sebagai warisan tradisi yang menyimpan seribu khasiat, ranub mameh layak terus dijaga, dilestarikan, dan diwariskan kepada generasi mendatang. (**)