Pawang Beurandeh & Polem Beuransah: Sukarela yang tidak Sepenuhnya Rela
Foto : Pawang Beurandeh & Polem Beuransah | LIPUTAN GAMPONG NEWS
Pawang Beurandeh:"Poleeem, Rp500 ribu dari setiap keuchik dikembalikan. Hebat benar panitia, lebih cepat dari refund e-commerce!"
Polem Beuransah: "Ini bukti bahwa pemerintahan kita itu transparan dan bertanggung jawab! Harus kita apresiasi."
Pawang Beurandeh: "Transparan katanya? Tapi awalnya ditarik juga uangnya. Siapa suruh? Rakyat nggak diundang musyawarah!"
Polem Beuransah: "Itu bukan paksaan, hanya partisipasi sukarela... yang kalau tak ikut, nanti dianggap tak cinta daerah."
Pawang Beurandeh: "Anehnya, 23 gampong tak setor, tapi tidak juga dilabel ‘pengkhianat kabupaten’. Jadi, sukarela atau sukarela terpaksa?"
Polem Beuransah: "Kita jangan su’uzan, Beurandeh. Mungkin yang tidak setor sedang kesulitan anggaran. Panitia pun memahami."
Pawang Beurandeh: "Paham-paham, tapi kalau semua setor, kira-kira uangnya tetap dikembalikan enggak ya? Atau karena media udah ribut?"
Polem Beuransah: "Halah, kamu ini selalu curiga. Bupati kita malah menyuruh dikembalikan. Lihat, betapa bijaksananya beliau."
Pawang Beurandeh: "Kalau benar bijaksana, kenapa panitia bisa kreatif bikin iuran tanpa seizin bupati? Takutnya nanti ada 'panitia' lain-lain yang kreatif juga."
Polem Beuransah: "Itu hanya miskomunikasi. Panitia ingin sukseskan HUT dengan niat baik. Tak semua niat baik harus lewat birokrasi panjang."
Pawang Beurandeh: "Iya, niat baik. Tapi pakai uang publik lewat keuchik. Nanti kalau keuchik potong dana gampong, siapa periksa?"
Polem Beuransah: "Makanya dikembalikan sekarang. Semua clear, tak ada niat menyeleweng. Kita harus tutup lembaran ini."
Pawang Beurandeh: "Yang ditutup itu rekening atau cerita? Besok-besok acara HUT pakai proposal ke keuchik lagi, gimana?"
Polem Beuransah: "Ya makanya dijadikan pelajaran. Panitia HUT 2026 harus lebih komunikatif dan transparan sejak awal."
Pawang Beurandeh: "Kalau panitia bisa pungut tanpa SK bupati, rakyat bisa juga narik pungutan moral: ‘Panitia, jangan kreatif kalau menyangkut duit!’