Pembangunan Partisipatif, Mas Pijay Bangun Rumah Warga Miskin Di Drien Tujoh
Foto : M. Hasan, Peneeima Manfaat Rumah Bantuan Germas Pijay Sedang Mengangkut Material Pembangunan Rumah | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS. ID - Kisah keluarga miskin kakak beradik M. Hasan dan Ruslan yang menempati gubuk reyot di Gampong Drien Tujoh, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Dua pemuda miskin ini mendapatkan bantuan rumah sederhana dari Gerakakan Masyarakat Pidie Jaya Peduli ((GMPP) atau biasa disebut Mas Pijay Peduli. Rumah bantuan tersebut merupakan hasil donasi para donatur dan masyarakat yang peduli terhadap dua pemuda ini untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak.
Mas Pijay melakukan penggalangan dana untuk membangun satu unit rumah semi permanen tipe 36 layak huni untuk keluarga miskin di Kecamatan Bandar Dua. Alhamdulillah sampai hari ini donasi sudah terkumpul sebesar Rp. 38.150.000,- (Tiga Puluh Delapan Juta Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah) dari 66 donatur yang ada di Pidie Jaya dan luar Pidie Jaya yang ikut menodnasikan sedikit hartanya untuk meringankan beban saudaranya di Gampong Drien Tujoh.
Untuk membangun satu (1) unit rumah layak huni semi permanen tipe 36 itu, Mas Pijay membutuhkan dana sebesar Rp. 62 Juta. Alhamdulillah sampai dengan hari ini sudah terkumpul Rp. 38 Juta, ujar Fazli Husin, S.H.I Ketua Germas Pidie Jaya kepada liputangampongnews.id, Senin (1/5) di Sekretariat GMPP dikawasan persimpangan jalan layang menuju pusat perkantoran Bupati Pidie Jaya.
Peletakan batu pertama pembangunan rumah tersebut sudah dilakukan beberapa hari yang lalu dihadiri Pengurus Mas Pijay, Kalaksa BPBD, Kapolsek dan Unsur Muspikia Kecamatan Bandar Dua. Uniknya dalam melakukan penggalangan dana GMPP tidak hanya menerima donasi dalam bentuk uang, namun juga menerima donasi dalam bentuk barang berupa material bangunan, seperti yang disedekahkan oleh Iptu M. Arifin Kapolsek Bandar Dua berupa satu (1) truk pasir cor untuk kebutuhan pondasi rumah tersebut. Selain itu ada juga warga yang ingin bersedekah berupa satu batang pohon untuk pembangunan rumah.
Menariknya, dalam proses pembangunan rumah layak huni itu, sang pemilik rumah M. Hasan ikut terlibat secara langsung berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan, Dia bekerja sebagai buruh bangunan (Karnet) membantu Kepala Tukang dalam membangun rumahnya sendiri.
Proses pembangunan rumah dengan cara melibatkan langsung pemilik rumah merupakan program Mas Pijay dalam mewujudkan program pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Pidie Jaya, ujar H. Fakhrurrazi, M.Si Bendahara Germas Pijay Peduli kepada liputangampongnews.id, Senin (1/5).
Dengan melibatkan pemilik rumah dalam proses pembangunan rumah, penerima manfaat merasa seperti membangun rumah dengan upaya dan usaha sendiri, selain itu, kualitas dan konstruksinya pun lebih terjaga, kata Pak Haji sebutan akrab Fakhrurrazi, M. Si.
Kerja kerasnya sendiri sudah teruji, dia membangun rumah dengan tangan sendiri. Ini bukan isapan jempol semata, hal ini benar-benar dilakoni seorang lelaki yang saat ini menetap di Gampong Drien Tujoh, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya itu.
"Kisahnya pun viral di media sosial dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ceritanya menarik dia membangun rumah dengan tangannya sendiri yang sumber dananya dari donasi mayarakat Pidie Jaya dan luar Pidie Jaya yang dipercayakan kepada Mas Pijay."
Setiap pagi M. Hasan menyiapkan peralatan kerja untuk membangun rumahnya sendiri, kemudian dia membersihkan pekarangan rumah agar terlihat bersih dan rapi. Saat matahari beranjak dari ufuk timur dan sinarnya mulai menyengat, lelaki berbadan kekar itu mulai mengangkut pasir, air dan semen, lantas dia mengaduk semen penuh semangat dengan harapan rumahnya segera bisa ditempati, cepat siap cepat kita tempati, ujar M. Hasan saat dijumpai liputangampongnews.id dilokasi.
Sementara ini, saya dan abang menempati tenda darurat yang dipinjam pakai oleh BPBD Pidie Jaya, Alhamdulillah ada yang pinjam pakai hunian sementara, sebut M. Hasan.
Dia sangat berterimakasih kepada GMPP dan para donatur yang telah membantu donasi untuk pembangunan rumah dirinya dan keluarga. Selama ini kami menempati gubuk reyot peninggalan orang tua, kadang kami tidur dikamar yang atapnya bocor yang berlantaikan tanah berdinding papan lapuk yang dimakan usia. (**)