Lapor Abuwa dan Waled, Broh Meuhambo Bak Jalan Di Trienggadeng
Foto : Salah satu mobil dinas Pejabat eselon Pemkab Pidie Jaya melintas di lokasi sampah. Foto direkam, Selasa (18/10/2022) pukul.07.45 Wib | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Lapor Abuwa (sapaan akrab Bupati Pidie Jaya, H Aiyub Abbas) atau Waled (sapaan akrab Wakil Bupati, Said Mulyadi). Bröh meuhambo bak jalan di Trienggadeng. Bagaimana penanganan sampah di Kabupaten Pidie Jaya masih jadi sorotan, apakah ini bukan tupoksi Dinas di bawah kepemimpinan Bapak?
Sebenarnya masalah sampah terlihat dari kinerja Dinas yang mengurusi sampah ini, yang terkesan sudah tidak ada keperduliannya. Karena tumpukan sampah sering kita jumpai di setiap sudut wilayah Kabupaten Pidie Jaya, bahkan diseputaran ibukota dan ada juga di komplek perkantoran pemerintahan.
Salah satu lokasi yang terus terpantau awak media ini, tumpukan sampah menghiasi pemandangan kumuh di sepanjang jalan Trienggadeng-Meureudu, tepat di samping Eks Mako Polres Pidie Jaya atau Mako Polsek Trienggadeng saat ini. Atau jalan utama yang dilalui ribuan pelajar serta dilalui pejabat dan PNS Pemkab Pidie Jaya.
Tumpukan sampah dipinggiran jalan lintas menuju Ibukota Pidie Jaya tersebut (dalam bahasa Aceh: "Bröh Meuhambo Bak Jalan di Trienggadeng"), diperkirakan sepanjang sekitar 50 Meter, bahkan terlihat tumpukan itu sudah lama tersusun hingga berbulan tidak ditangani dan diangkut oleh petugas.
Sehingga terkesan seperti adanya pembiaran oleh dinas terkait. Sampai berita ini di posting, Selasa (18/10/2022) pagi, keadaan sampah tersebut masih berhamburan.
Nazar, seorang warga sekitar lokasi yang sempat dimintai keterangan oleh awak media ini, Selasa (18/10/2022) pagi, saat melintasi lokasi tersebut mengantarkan anaknya sekolah. Ia mengatakan sampah-sampah itu dibuang oleh orang saat lewat di lokasi tersebut karena ada kontainer sampah, termasuk warga luar yang menggunakan kendaraan roda empat.
"Kadang kala, disaat kontainer sampah sudah penuh dan masyarakat sudah membawa sampahnya ke lokasi kontainer terpaksa dibuang begitu saja di samping kontainer." cerutunyaSambung Nazar, selain menimbulkan pemandangan yang tidak mengenakkan, tumpukan sampah itu juga berpotensi menjadi penyebab bau dan menimbulkan bibit penyakit saat memasuki musim penghujan. “Kalau hujau turun pasti timbulkan bau tak sedap di lokasi dekat pembuangan sampah itu.” terang Nazar.
Tolonglah Abuwa atau Waled, apakah tidak melihat kondisi yang terjadi saat melintas jalan itu atau memang tidak pernah lewat di lokasi tersebut," pertanyakannya. Jika memang pernah melewati... pastinya melihat dong...
Secara terpisah, Ketua Komunitas Pijay Gleeh, Fazli Husen saat dikonfirmasi awak media ini menyampaikan rasa prihatin dengan kondisi sampah di Pidie Jaya saat ini, khususnya beberapa lokasi tertentu. Ia berharap pemerintah (dinas terkait) bila perlu untuk membuatkan bak penampung pembuangan sampah sementara di beberapa lokasi agar sampah tidak berserakan.
Dirinya juga berharap agar pihak Gampong/Desa yang memiliki wilayah tersebut ikut membantu mencarikan solusi penanganan sampah itu. Pemerintahan Gampong bisa memanfaatkan dana desa untuk mengatasi persoalan sampah.
"Keuchik Gampong (Kades) bisa memanfaatkan dana desa untuk membiayai petugas kebersihan gampong (bukan membayar petugas kebersihan dibawah naungan Dinas). Aturan memperbolehkan itu. Juga untuk pengadaan bak sampah, tempat pembuangan sampah. Jadi, tidak ada alasan lagi, sampah jadi persoalan di masing-masing wilayah," ucap Fazli yang juga salah seorang pendamping desa.
Sementara itu, awak media ini sudah beberapa kali mengkonfirmasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pidie Jaya, Rusli via pesan WhatsApp, bahkan sejak sebulan lalu belum memberikan jawaban. Begitu halnya denga konfirmasi terbaru yang dikirimkan semalam, hingga pagi hari sampai berita ini di posting belum memberikan jawaban. (**)