22 November 2024
Daerah

Kisruh Internal PMI Kota Banda Aceh, Jangan Dipertontonkan Ke Publik

Foto : Nasruddin Al Mardudi | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Kisruh PMI Kota Banda Aceh harus menjadi momen untuk evaluasi total terkait peran organisasi kemanusiaan kedepan. Pengurus jangan hanya disibuk dengan dinamikanya sendiri. Kisruh internal PMI Kota Banda Aceh jangan dipertontonkan secara terbuka ke publik. 

Hal tersebut diungkapkan Nasruddin Al Mardudi, Relawan PMI Pidie Jaya kepada liputangampongnews.id, Rabu (18/5).

"Kasus yang terjadi pada PMI Kota Banda Aceh ini harus menjadi momentum evaluasi total tentang peran pengurus, relawan dan karyawan PMI ke depan. Karena pengurus semakin sibuk dengan dirinya sendiri sehingga menyeret organisasi ini sibuk dengan dirinya sendiri. Masyarakat bertanya, “siapa dan apa tugas Pengurus PMI dan Pihak UDD?” ujar Relawan angkatan perdana di Pijay ini.

Diketahui kisruh di PMI berawal munculnya upaya pengiriman darah dari Aceh ke Tanggerang, sehingga muncul ke publik berdasarkan konferensi pers yang di lakukan kubu sekretaris berserta kawan - kawan pengurus di salah satu caffe.

Nah yang menjadi permasalah kita lihat hari ini kita harus melihat dulu prosudurnya, didalam organisasi tidak dilarang melakukan jumpa pers, malah di ajukan untuk menjalin silaturrhami dengan insan pers, ini yang aneh Markas PMI ada kok buatnya di Cafee.

Ketika kita masuk ke dalam sebuah organisasi akan sangatr wajar terjadi suatu konflik. Meskipun konflik terlihat seperti adanya sisi buruk atau negatif dari organisasi, justru dengan adanya konflik semua masalah atau hal yang memiliki permikiran berbeda akan segera mendapatkan sebuah solusi.

Padahal jika terdapat konflik dalam organisasi, masalah kecil bisa menjadi sangat besar jika tidak segera diselesaikan. Terkadang konflik juga kurang baik untuk organisasi, karena akan meningkat menjadi argument yang menghambat produktivitas tim.

Saya melihat ini ada kesalapahaman dalam tidak memahami tugas, peran, dan tanggung jawab dengan baik, maka timbulah konflik demikian.

Karena ini penting bagi ketua atau untuk memperkenalkan tugas, peran, dan tanggung jawab masing-masing. Jika tidak mengerti biasanya sulit untuk mengerjakan tugas mereka, serta akan menjadi komunikasi yang buruk dari tim ke pemimpin.

Maka timbullah tudingan di luar beraneka ragam seperti tudingan sakit hati, tidak paham aturan organisasi.


Yang kita sayangkan sekarang bukan pengurusnya tapi lembaganya sekarang jadi celaan bagi publik.

Kita harapkan kepada PMI Aceh, untuk segara ambil tindakan, semakin lama dibiarkan akan semakin buruk citra PMI di Publik.

Tugas pengurus itu sudah di atur dalam PO dan ADART, jadi kita harapkan "jangan sudah jadi arang baru disiram", pangkasnya. (**)