16 April 2024
Gampong

Harga Daging Meugang Mahal, Warga Alue Peuno Tidak Gundah

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Tingginya harga daging di hari meugang Idul Fitri 1443 Hijriah ini, tidak membuat keadaan Penduduk Gampong Alue Peuno, Kecamatan Peusangan, Bireuen merasa gundah alias tetap santai. Warga tetap bisa bernafas lega. Pasalnya, pemerintah desa/Gampong setempat selalu menyediakan daging meugang gratis bagi warganya.

Setiap hari meugang, Pemerintah Gampong Alue Peuno menyembelih dua sampai tiga ekor sapi yang dibagikan kepada seluruh Kepala Keluarga (KK) yang berdomisili di gampung tersebut. Tidak saja untuk pemilik KK Alue Peuno, para pendatang yang berstatus juga mendapatkan bantuan daging meugang tersebut. 

Geusyik (Kades) Alue Peuno, Zulfa Amir menyebutkan, tradisi bagi-bagi daging meugang di kampungnya sudah dilakukan sejak era konflik Aceh dulu. Seluruh penduduk desa bisa menikmati daging meugang yang disediakan pihak gampong.

“Ini sudah menjadi tradisi di kampung kami. Sudah sejak belasan tahun lalu, warga kami mendapatkan jatah daging meugang yang disediakan pemerintah gampong,” kata Zulfa Amir di sela-sela pembagian daging meugang, kepada awak media, Minggu (1/5/2022). 

Dijelaskannya, pengadaan daging meugang itu dilakukan dengan menggunakan kas gampong yang bersumber dari pemasukan gampong, seperti dari sewa tanah gampong untuk warung dan pemasukan lainnya. Dengan kebijakan tersebut, sudah sejak lama warga Alue Peuno terbebas dari kesulitan dalam memperoleh daging meugang.

Zulfa menambahkan, setiap KK mendapatkan porsi daging yang sama. “Sama seperti pembagian daging qurban, tumpukan daging meugang juga kita bagikan dalam porsi yang sama,” katanya.

Warga Alue Peuno mengaku sangat terbantu dengan kebijakan pihak gampong yang membagi-bagikan daging disetiap hari meugang. “Bukan saja warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, warga kelas menengah ke atas juga sangat terbantu dengan bantuan daging meugang ini,” kata Muhammad Ali, warga setempat. 

Dia berharap, kebijakan tersebut terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. “Semoga tradisi bagi-bagi daging meugang ini terus dipertahankan. Tradisi ini sebaiknya juga dilakukan di kampung lain, karena cukup banyak saudara kita yang terlihat kesulitan menghadapi meugang,” harapnya. (Adi Saleum)