Oknum Guru Olahraga Aniaya Siswa SMP di Pidie Jaya, Korban Dirawat Intensif di RSUD Pidie Jaya
Foto : Dok. Google Images/Ilustrasi | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Seorang siswa SMP Negeri 1 Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya, berinisial M, dikabarkan menjadi korban kekerasan oleh oknum guru olahraga berinisial Mul. Insiden terjadi pada Selasa, 19 Agustus 2025, di lingkungan sekolah. Akibat bogem yang diarahkan ke kuping, korban mengalami pendarahan serius hingga harus mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pidie Jaya. Kondisi korban kini masih dalam pengawasan medis.
Fakhri, ayah korban, menyatakan kekecewaan dan kemarahannya atas tindakan guru yang dinilai tidak berperikemanusiaan. Ia menegaskan bahwa pihak keluarga sudah melaporkan kasus ini ke kepolisian untuk diproses sesuai hukum yang berlaku. “Kami menyesalkan kekerasan ini. Anak saya jadi korban, dan kami ingin kasus ini ditindaklanjuti secara hukum,” ujar Fakhri dengan nada tegas.
Safrizal, Plt Kepala SMPN 1 Bandar Baru, membenarkan adanya kasus pemukulan tersebut. Ia mengaku sudah menjalin komunikasi dengan keluarga korban sejak insiden itu mencuat. “Alhamdulillah, sampai hari ini komunikasi dengan keluarga korban selalu terbuka. Bahkan sudah ada titik temu menuju perdamaian,” katanya. Namun, Safrizal juga menegaskan bahwa dirinya tidak menyaksikan langsung bagaimana peristiwa pemukulan itu terjadi.
Di sisi lain, Plt Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Pidie Jaya, Fadli, MM, menilai kasus ini sebagai tindakan yang sangat fatal. Ia menyatakan bahwa kekerasan dalam lingkungan sekolah tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apa pun. “Seorang guru seharusnya menjadi pendidik dan teladan, bukan pelaku kekerasan. Ini jelas pelanggaran serius,” ungkapnya.
Fadli memastikan pihak Dinas Pendidikan akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku. Salah satu langkah yang akan diambil adalah mencabut izin mengajar oknum guru tersebut. “Kami akan bertindak tegas. Izin mengajarnya akan dicabut, agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tegasnya.
Kasus ini menyedot perhatian publik, terutama karena menyangkut keselamatan siswa di lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman untuk belajar. Proses hukum kini sedang berjalan, sementara pihak keluarga masih menunggu perkembangan kondisi kesehatan MBF. Peristiwa ini menjadi peringatan keras bahwa kekerasan di sekolah bukan hanya mencederai anak didik, tetapi juga merusak marwah dunia pendidikan. (**)