Eksklusive: Benteng Pertahanan Sultan di Kuta Batee Meureudu
Foto : Benteng Kuta Batee, Meureudu Pidie Jaya, Aceh | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS. ID - Benteng pertahanan Kuta Batee adalah bukti sejarah peninggalan Sultan Iskandar Muda dalam menyerang penjajahan Portugis, hingga saat ini benteng tersebut masih berdiri kokoh sebagai bukti sejarah.
Benteng tersebut berada di Desa Meunasah manyang ditepi sungai Meureudu, bentuknya seperti tembok perbatasan yang terbuat dari batu-batu air yang di susun rapi di campur putih telur dan tepung untuk menyatukannya.
Pada masa dahulu belum ada semen untuk membuat tembok tersebut, sehingga manusia pada masa itu harus mencari akal membuat bangunan yang kokoh untuk di jadikan benteng pertahanan.
Seorang ahli perang pada masa itu menemukan cara untuk membuat benteng pertahanan dari batu, tetapi dia membutuhkan telur ayam dalam jumlah yang banyak, kalau tepung mungkin mudah untuk mendapatkannya akan tetapi kalau telur ayam agak sulit untuk mendapatkannya.
Di waktu ahli strategi perang lagi bingung untuk mendapatkan bahan-bahan yang di perlukan, hal ini terdengar kepada penduduk banyak.
Maka pada saat itu atas inisiatif sendiri mareka mengumpulkan telur-telur ayam dari penduduk untuk di serahkan kepada sultan Iskandar Muda. Lalu Sultan menyerahkannya kepada ahli strategi perang untuk di buatkan benteng.
Mulai saat itu semua penduduk setempat mengumpulkan batu yang berada di sungai Meureudu, tua muda semua ikut bekerja mareka sangat tunduk pada Sultannya. Setelah benteng tersebut selesai di bangun maka di buatlah sebuah Menasah (surau) yang terbuat dari kayu. Bentuknya seperti rumah panggung, tetapi dindingnya cuma setengah hanya dinding depannya saja yang penuh.
Di dalam area benteng pertahanan juga terdapat areal persawahan dan perkebunan sebagai tempat bercocok tanam untuk penduduk.
Luas benteng pertahanan tersebut sekitar 70x100 meter persegi, di dalamnya juga terdapat persawahan seluas 60 hektar.
Semua lahan pertanian itu di serahkan kepada penduduk setempat untuk berjaga-jaga musim penceklik datang, di samping itu musuhpun tidak bisa menjarah hasil yang ada di dalam wilayah benteng pertahanan tersebut.
Pada masa itu penduduk sangat makmur hidupnya di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda, beliau seorang pemimpin yang adil dan tinggi ilmu agama islam.
Setiap hari diadakan pengajian di surau tersebut, mareka di ajari hukum-hukum tentang islam, semua harus ikut pengajian tampa kecuali.
Semua patuh pada perintah Sultan Iskandar Muda, Sultan yang begitu bersahaja dan sangat sayang pada rakyatnya. Kemakmuran rakyat diatas segala-galanya, begitulah misi yang di jalankan oleh Sultan Iskandar Muda pada masa itu.
Penulis: Mursyidah
Editor : Teuku Saifullah