02 Juli 2025
Daerah

Drs. Saifuddin Nahkodai Kemenag Pidie: Jejak Ikhlas Anak Ulee Gle

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDSatu babak baru dimulai dalam dinamika Kementerian Agama Kabupaten Pidie. Menyusul purnabakti Dr. H. Abdullah AR, M.Ag per 30 Juni 2025, tongkat amanah kepemimpinan kini diemban oleh Drs. Saifuddin, putra kelahiran Kuta Krueng, Ulee Gle, yang ditunjuk sebagai Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kantor Kemenag Pidie berdasarkan Surat Penugasan resmi bernomor 706/Kw.01/KP.01/06/2025 yang diteken langsung oleh Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Azhari, M.Si.

Amanah ini berlaku efektif sejak 1 Juli, sembari Saifuddin tetap melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, posisi yang telah lama ia isi dengan dedikasi dan ketekunan.

Gema Syukur dari Gampong

Kabar ini disambut hangat, terutama di kampung halamannya, Ulee Gle. Tak sekadar jabatan, penunjukan ini menjadi simbol bahwa anak gampong yang setia mengabdi tak pernah luput dari pandangan langit dan pengakuan negeri.

Salah seorang anggota keluarga besar Asy-Syuib, Fakhrurrazi, AMK, S.ST, M.Si, CHt menyatakan kebanggaannya dengan mata berbinar.

“Ini bukan hanya tentang jabatan, tapi tentang penghargaan atas kesetiaan dan keikhlasan seorang anak gampong dalam meniti jalan pengabdian. Saifuddin bukan hanya birokrat, ia teladan,” ujar Fakhrurrazi yang dikenal luas sebagai praktisi administrasi kesehatan.

Ia menyampaikan harapan agar di sisa waktu pengabdian menjelang pensiun, Saifuddin diberikan amanah penuh sebagai kepala definitif, mengingat rekam jejak dan komitmennya yang telah teruji di berbagai medan birokrasi keagamaan.

Menjaga Amanah di Masa Peralihan

Tugas utama yang diemban Saifuddin dalam masa peralihan ini adalah menjaga kelangsungan roda pelayanan keagamaan dan pendidikan madrasah, merawat stabilitas organisasi, serta membangun koordinasi lintas pemangku kepentingan. Tak hanya administratif, tugas ini menuntut kebijaksanaan dan kepekaan sosial.

Setiap laporan dan dinamika akan dilaporkan rutin kepada Kanwil sebagai bagian dari akuntabilitas publik yang menjadi ruh dari semangat “Ikhlas Beramal”.

 “Di tengah masa transisi, dibutuhkan figur yang paham medan dan punya legitimasi sosial. Saifuddin punya keduanya pengalaman panjang di pendidikan madrasah dan pemahaman lokal yang kuat,” jelasnya.

Keteladanan yang Mengakar

Saifuddin bukan sosok flamboyan. Ia dikenal tenang, konsisten, dan rendah hati. Ia seperti akar pohon besar tak terlihat mencolok di permukaan, tapi menguatkan dari dalam. Baginya, jabatan bukan tujuan, tetapi ladang ibadah yang harus digarap dengan amanah dan tulus.

“Jabatan itu hanya sarana, bukan kehormatan. Kehormatan sesungguhnya adalah ketika kita mampu menjaga kepercayaan tanpa menodai nurani,” ungkap Saifuddin dalam satu kesempatan, merendah seperti biasa.

Dan begitulah seorang anak gampong kembali dipercaya, bukan karena teriakan atau pencitraan, tapi karena jejak panjang pengabdian yang diam-diam berbicara. (**)