18 Oktober 2024
Peristiwa

Diduga Ada Kejanggalan Dalam Kasus Kematian Pengusaha di Agara, LIRA Dorong Polisi Bongkar Aktor Intelektual

Foto : Bupati Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) M.Saleh Selian dan surat keterangan orang hilang terhadap korban dari Kepolisian Agara | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID | Kutacane - Peristiwa kematian Deni Prizal Sekedang (37), seorang pengusaha muda warga Desa Kute Rih Kecamatan Babussalam, sempat hingga kini terus menyita perhatian publik di Kabupaten Aceh Tenggara (Agara).

Kasus pembunuhan laki-laki berumur 37 tahun itu, yang sempat dilaporkan menghilang selama lima hari oleh keluarganya itu, ditemukan sudah menjadi mayat. Dimana jasadnya ditemukan di pegunungan Ise-ise, Kecamatan Pantan Cuaca, Kabupaten Gayo Lues, pada Sabtu (18/11/2023) pagi.

Namun kasus tersebut diduga ada kejanggalan, sehingga perlu penyidik Polres Aceh Tenggara untuk melakukan penelusuran lebih lanjut. Hal tersebut disampaikan oleh aktivis lumbung informasi rakyat (LIRA) M. Saleh Selian kepada awak media, Rabu (22/11/2023).

Dijelaskannya, asumsi dari  masyarakat, kejadian itu sangat aneh, apalagi kedua pelaku adalah teman dekat korban serta anggota korban. Selain itu, kedua pelaku juga dekat dengan keluarga korban.

"Membunuh karena ingin menguasai uang Rp.6 juta rupiah, ini sangat janggal sekali, kata Saleh Selian. Kalau betul motif pembunuhan itu karena ingin menguasai harta benda korban, kenapa perhiasan korban tidak ikut diambil kedua pelaku? sementara perhiasan korban masih lengkap utuh terpasang di tubuh si mayat saat ditemukan," ungkapnya.

Kerena dikuatkan, perhiasan itu adalah mas murni setelah pihak Polres Agara telah memeriksakan perhiasan tersebut adalah benar mas murni, artinya jika mas murni (barang berharga) kenapa kedua pelaku perampokan tidak mengambil barang berharga korban." Ketus Saleh Selian.

Nah... disinilah muncul dugaan banyak kejanggalan terjadi ditengah publik Aceh Tenggara. Tambah lagi, menyusul pengakuan pelaku menghabisi korban didepan Wisma Alas Leuser, dimana wisma tersebut adalah milik korban yang terletak di Jalan Cut Nyak Dien, Pasar Belakang (Pasbel).

Lanjutkan Saleh Selaian, dalam peristiwa ini banyak didapatkan kejanggalan, wisma tersebut tidak pernah sepi serta ada pegawai wisma yang bekerja disitu, nah menurut informasi dari pengakuan pelaku sebelum mereka membunuh korban didepan wisma, korban dan kedua pelaku berencana berangkat ke Medan.

Namun, sesampai di Kaban Jahe jalanan macet, sehingga mereka mengurungkan niatnya ke Medan. Lalau mereka kembali lagi ke Aceh Tenggara, sesampainya didepan wisma milik korban, ketika itu korban sedang tidur, kemudian korban dicekik kedua pelaku," ceritakan seperti pengakuan pelaku.

Setelah itu korban dibawa ke lokasi penemuan mayat beserta satu bantal satu bad cover, kemudian pelaku mengantarkan mobil korban kerumah keluarga korban," ceritakannya.

"Logikanya jika pelaku ingin menghabisi korban denganbmodus perampokan, kenapa tidak mereka lakukan di seputaran Kabupaten Karo? Pertanyakan Seleh Selian.

Namun tak kalah pentingnya menjadi perbincangan hangat di publik saat ini, korban beberapa waktu lalu mendapat warisan dari orang tuanya berbentuk uang milyaran rupiah.

Jika betul korban ada menerima warisan dari orang tuanya, kemana sudah keberadaan uang warisan korban tersebut," apakah lewong dikuasai kedua pelaku pembunuhan atau tersimpan di Bank," kata Saleh Selian, hal ini perlu ditelusuri penyidik supaya motif kasus pembunuhan tidak ngambang di Publik nanti.

Menurut Saleh Selian penyidik Polres Agara perlu bekerja keras mengungkap kasus ini, kerena diduga kuat ada aktor intelektualnya, sehingga perlu memeriksa banyak pihak seperti pegawai wisma, siapa-siapa saja pegawai wisma berada di wisma hotel pada saat kejadian pembunuhan korban, serta ada salah satu akun media sosial (Facebook) yang seolah-olah mengetahui hal pembunuhan itu.

Kemudian dari mana asal bantal dan bad cover yang ditemukan bersamaan dengan  mayat korban, kalau ini sudah dilakukan, tidak tertutup kemungkinan, kasus pembunuhan ini akan terang. 

Selanjutnya, penyidik juga harus bisa menelusuri keadaan rumah pribadi serta hotel korban guna untuk memastikan penyidikan lebih lanjut, kepada siapa kuncinya dititipkan korban. Karena hal ini juga tidak kalah penting, apakah aset- aset korban masih lengkap di sana. 

Buapti LIRA Agara ini berharap, polisi bisa bekerja dengan profesional dan menindak tegas semua pelaku yang terlibat dalam kasus yang mengakibatkan meninggalnya Deni Prizal ini pinta M. Saleh Selian. (**)

-->