27 Desember 2025
MTQ Aceh XXXVII 2025

Berkah MTQ Aceh, Ribuan Pengunjung Hidupkan Geliat Ekonomi Lokal Pidie Jaya

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDPagelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Aceh ke-37 di Kabupaten Pidie Jaya tidak hanya menghadirkan suasana religius, tetapi juga memicu geliat ekonomi rakyat secara signifikan. Berdasarkan analisis ekonomi, total perputaran uang di hari pembukaan, Sabtu (1/11), diperkirakan mencapai Rp700 juta, dengan asumsi 14.000 orang pengunjung dan peserta membelanjakan rata-rata Rp50.000 per orang untuk berbagai kebutuhan selama berada di lokasi acara.

Event yang berlangsung selama delapan hari, 1–8 November 2025, ini diperkirakan akan menciptakan total perputaran uang sebesar Rp5,6 miliar hingga Rp7 miliar, bergantung pada fluktuasi jumlah pengunjung setiap harinya. Angka ini menunjukkan betapa besarnya dampak ekonomi dari kegiatan keagamaan berskala provinsi terhadap perekonomian daerah, terutama bagi pelaku usaha mikro dan sektor informal.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Pidie Jaya, Dahlan, SE, menyebut sekitar 300 lapak pedagang ikut memeriahkan arena utama MTQ. “Setiap pedagang berpotensi meraih omzet rata-rata Rp2,3 juta per hari. Jika dikalkulasikan selama delapan hari, omzet per pedagang bisa mencapai lebih dari Rp18 juta,” ujarnya. Ia menambahkan, kegiatan ini menjadi momen emas bagi UMKM lokal untuk memperkenalkan produk unggulan daerah.

Dari hasil observasi lapangan, belanja rata-rata Rp50.000 per orang terbagi ke dalam beberapa sektor: 60% untuk kuliner dan minuman, 20% untuk transportasi dan parkir, serta 20% untuk cendera mata dan hiburan rakyat. Dengan komposisi tersebut, sektor kuliner menjadi penerima manfaat terbesar, dengan total transaksi harian mencapai sekitar Rp420 juta di wilayah Meureudu dan sekitarnya.

Selain sektor perdagangan, arus uang juga mengalir deras ke jasa transportasi, penginapan, dan penjual bahan baku kuliner. Banyak warga lokal memanfaatkan momentum ini dengan membuka usaha temporer seperti warung kopi, jualan minuman dingin, hingga layanan parkir. Aktivitas ekonomi tersebut memperkuat arus kas daerah dan meningkatkan pendapatan masyarakat kecil dalam jangka pendek. “MTQ ini bukan hanya ajang syiar, tetapi juga peristiwa ekonomi. Ketika ribuan orang datang, uang yang beredar di tangan masyarakat meningkat pesat, dan itu berpengaruh langsung terhadap daya beli warga,” jelas Dahlan.

Dari sisi ekonomi, perputaran uang Rp7 miliar dalam delapan hari setara dengan peningkatan transaksi harian Pidie Jaya hampir 40 persen dibandingkan hari biasa. Efek ini tak hanya terasa di pusat kota Meureudu, tetapi juga di kecamatan sekitar yang menjadi jalur transportasi dan penginapan peserta. Dengan kata lain, MTQ menciptakan efek ekonomi multiplikatif yang menyehatkan perekonomian lokal.

Sementara itu, Sekretaris Umum HIPMI Pidie Jaya, Heri Maulida, menilai MTQ menjadi contoh nyata sinergi antara kegiatan keagamaan dan ekonomi rakyat. “Momen  seperti MTQ ini membuktikan bahwa ekonomi umat dan ekonomi kreatif bisa tumbuh bersama. Kami dari HIPMI mendorong agar pemerintah daerah menjadikan event besar keagamaan sebagai kalender ekonomi tahunan untuk menumbuhkan UMKM dan memperluas pasar produk lokal,” ujarnya.

Menurut Heri, ke depan perlu ada penguatan ekosistem usaha lokal melalui pelatihan, branding produk, serta penataan zona ekonomi event agar dampaknya lebih berkelanjutan. “Berkah MTQ jangan berhenti di delapan hari, tapi menjadi gerak panjang ekonomi masyarakat yang sadar peluang,” tutupnya.

MTQ Aceh ke-37 di Pidie Jaya menjadi bukti bahwa ekonomi umat dan kegiatan keagamaan dapat berjalan beriringan secara produktif. Dari sisi spiritual, acara ini meneguhkan nilai Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, dari sisi ekonomi, ia menjadi energi kebangkitan bagi pelaku usaha kecil. Di tengah suasana religius, Pidie Jaya menunjukkan bahwa berkah bisa hadir bukan hanya dalam doa, tetapi juga dalam perputaran uang yang menyejahterakan masyarakat. (**)