Bau Amis Pungli Dana Desa Merebak di Baktyia, Rp4.3 JT Perdesa
Liputangampongnews.id - Bau pungli (pungutan liar) Dana Desa merebak di Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara. Hembusan angin tak sedap dari sejumlah sumber menyebutkan, perdesa dipungli 4,3 juta rupiah. Lumayan kan?
Dugaan pungli diduga melibatkan oknum petinggi perkumpulan keuchik di Kecamatan Baktiya Barat, Kabupaten Aceh Utara. Oknum tersebut diduga melakukan pungli Dana Desa Tahun Anggaran 2020. Tak kurang, 26 Keuchik jadi sasaran dengan besaran setoran dana mencapai 4.3 juta rupiah perdesa.
Saat dikonfirmasi, Jum’at, 02 Juli 2021 di sela – sela acara pelantikan Keuchik di kantor Camat Kecamatan Baktiya Barat, Ketua Forum Keuchik Baktiya Barat, Ziaul Syamsyi membenarkan terjadi kutipan tersebut. Namun dia berkilah, kutipan dari para kepala desa itu digunakan untuk kegiatan sosial.
“Dana tersebut digunakan untuk sosial,” ujar Ketua Forum Keuchik Baktiya Barat, Ziaul Syamsyi.
Sumber lainnya dilansir media ATJEHDAILY.ID mengungkapkan, bahwa benar telah terjadi dugaan pungli kepada para kepala desa dengan dalih untuk kegiatan sosial forum keuchik.
“Dana yang terkumpul di 26 Desa yang ada di Kecamatan Baktiya Barat dalam satu desa sebesar Rp 4.3 Juta Rupiah juga diduga mengalir ke unsur Muspika,” sebut sumber itu.
Bau amis pungli makin merebak, akhirnya Forum Keuchik Baktiya Barat mulai membela diri dan berdalih bahwa dana yang dikutip itu tidak diberikan untuk unsur muspika, semua pengeluran disebut ada catatannya sama bendahara.
“Ooo itu harus kita jumpa bendahara forum baru tau kita, karena pengeluaran ada di bendahara forum,” jawab Ketua Forum Keuchik Baktya Barat, Ziaul Syamsyi saat disinggung kemana saja dana sebesar Rp 4.3 juta rupiah perdesa itu mengalir.
Dirinya menyebutkan dana yang terkumpul hasil kutipan dari kepala desa tersebut digunakan untuk kegiatan sosial dan untuk kemaslahatan kepala desa saat ditimpa musibah. Selain itu, Ziaul Syamsyi dengan tegas membantah bahwa dana tersebut mengalir ke pihak lain selain untuk kepentingan para kepala desa dan keluarganya.
“Misalnya ada keluaraga Keuchik yang meninggal, kita dari forum mengunjungi dan mendatangi rumah duka dan memberikan santunan,” ungkapnya. (**)