Bataliyon Teritorial Pertanian, Wujud Kemanunggalan TNI dan Rakyat Aceh
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Ketua Pembela Tanah Air (PeTA) Aceh, Teuku Sukandi, menegaskan bahwa kehadiran Bataliyon Teritorial Pertanian (BTP) di Aceh bukan sekadar program militer, melainkan sebuah kebutuhan nyata masyarakat. Menurutnya, keberadaan BTP menjadi simbol kemanunggalan TNI dan rakyat dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial di Tanah Rencong.
“Aceh adalah Indonesia, dan Indonesia adalah Aceh. Karena itu, tidak boleh ada diskriminasi dalam pelaksanaan program nasional di Aceh. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan, tanpa pengecualian,” tegas Sukandi dalam pernyataannya, Kamis, 16 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, pembentukan BTP mencerminkan semangat pengabdian prajurit kepada rakyat, sebuah hubungan yang ia sebut sebagai “adab dan kewajiban anak kepada orang tuanya.”
“Bataliyon ini bukan hanya bicara tentang pertanian dan ketahanan pangan, tetapi juga tentang kesiapan prajurit bersama rakyat dalam menghadapi berbagai tantangan sosial, mulai dari peningkatan kesehatan masyarakat hingga perbaikan infrastruktur desa,” ujarnya.
Menurut Sukandi, kontribusi TNI melalui BTP tidak berhenti pada peningkatan produksi pangan, tetapi juga mencakup penguatan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh. “Segala bentuk kerja sama dan kegiatan yang dilakukan TNI bersama rakyat bermuara pada satu hal yaitu kesejahteraan masyarakat banyak,” tambahnya.
Terkait munculnya perbedaan pandangan mengenai kehadiran BTP di Aceh, Sukandi menyikapinya dengan bijak. “Perbedaan pendapat adalah bagian dari demokrasi. Setiap warga negara berhak menyuarakan pandangannya, karena hak itu dilindungi undang-undang,” katanya.
Baginya, Bataliyon Teritorial Pertanian adalah bukti nyata bahwa TNI bukan hanya penjaga kedaulatan, tetapi juga mitra rakyat dalam membangun negeri. (R)