06 Februari 2025
Daerah
Daerah

Warisan Sejuk, Filosofi Belanda Menanam Pohon Asam Jawa di Pinggir Jalan

Foto : Dok. Google Image | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDPada masa penjajahan, pemerintah kolonial Belanda memiliki kebijakan unik untuk menanam pohon asam jawa di sepanjang jalan utama di berbagai wilayah Hindia Belanda. Kebijakan ini bukan semata-mata estetika, melainkan berdasarkan pertimbangan praktis dan strategis. Pohon asam jawa dipilih karena daya tahannya yang tinggi terhadap iklim tropis, kemampuan tumbuh di berbagai jenis tanah, dan manfaat ekonomis maupun ekologis yang besar. Dengan menanam pohon ini, Belanda menciptakan infrastruktur jalan yang lebih nyaman dan fungsional.

Salah satu manfaat utama dari pohon asam jawa adalah memberikan keteduhan. Jalan-jalan pada masa itu sebagian besar belum beraspal, sehingga debu dan panas menjadi tantangan utama bagi para pengguna jalan, baik itu pejalan kaki, pedagang, maupun pengangkut hasil bumi. Pohon asam jawa dengan kanopinya yang lebat mampu mengurangi suhu di sekitar jalan, menciptakan suasana lebih sejuk dan nyaman. Ini sangat membantu perjalanan jarak jauh yang sering dilakukan dengan kereta kuda atau berjalan kaki.

Selain itu, buah asam jawa memiliki nilai ekonomi dan kesehatan. Buah ini sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bahan masakan, obat-obatan tradisional, dan penambah rasa minuman. Dengan menanam pohon ini di pinggir jalan, Belanda sekaligus menyediakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Pendekatan ini menjadi cara cerdas untuk menjaga hubungan baik dengan rakyat di wilayah yang mereka kuasai.

Dari sisi ekologi, pohon asam jawa juga membantu menjaga stabilitas tanah. Akar pohon yang kuat berfungsi mencegah erosi, terutama di daerah yang curah hujannya tinggi. Di beberapa wilayah berbukit, pohon ini menjadi pelindung alami dari longsor dan aliran air yang merusak jalan. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda telah memperhatikan aspek keberlanjutan dalam infrastruktur mereka, meskipun dengan tujuan memperlancar kegiatan kolonial.

Kebijakan penanaman pohon asam jawa ini meninggalkan warisan yang hingga kini masih dirasakan manfaatnya. Banyak pohon-pohon tua yang masih berdiri di sepanjang jalan di Aceh dan Indonesia pada umumnya, menjadi saksi bisu sejarah penjajahan sekaligus pengingat akan pentingnya keberlanjutan dalam pembangunan. Tradisi ini juga mengajarkan bahwa infrastruktur tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang harmonisasi dengan alam. (**)