Update 25 Agustus, Hewan Terjangkit PMK di Pidie Jaya Tersisa 20 Kasus
Foto : Penyemprotan disfektan pada sapi agar terhindar dari virus PMK oleh Petugas Kesehatan Hewan dari Disbunnak Pidie Jaya menjelang pembagian hewan qurban dari Pemkab setempat pada Idul Adha lalu. | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Hewan yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Pidie Jaya memperlihatkan hasil yang signifikan. Berdasarkan informasi Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten setempat, menyebutkan data per 25 Agustus 2022 mencatat kasus PMK di Pidie Jaya tersisa 20 dari total secara kumulatif sebanyak 322 kasus.
"Dari jumlah itu tercatat 302 ekor ternak sembuh, Dangan kalkulasi 252 ekor sapi dan 50 ekor Kerbau. Adapun data yang terjangkit PMK terdiri dari 266 ekor sapi dan 56 ekor Kerbau," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Pidie Jaya, Syukri Itam, S.Pd., M.Pd kepada media Liputan Gampong News di Meureudu, Kamis (25/8).
Selama ini upaya penanganan PMK pada ternak di Pidie Jaya, memperlihatkan hasil yang signifikan, dimana tingkat kesembuhan 94 persen." papar Syukri
Kabid Peternakan, drh. Amirullah ikut memberikan keterangan menjelaskan, sebanyak 20 ekor hewan tersebut (14 ekor sapi dan 6 ekor kerbau) masih dalam tahap penyembuhan, dan diharapkan sapi dan kerbau itu bisa sembuh secara bertahap hingga Pidie Jaya bisa berstatus zona hijau PMK. Dan yang tersisa tersebut berada di wilayah barat Kabupaten Pidie Jaya," sebutnya
"Alhamdulillah, Penyebaran virus PMK di Kabupaten Pidie Jaya dalam satu minggu terakhir ini dapat dikatakan mulai landai sebab tidak ada temuan kasus baru PMK." akui Amirullah.
Dikatakannya, hal ini berdasarkan update kasus dan vaksinasi PMK Pidie Jaya per 25 Agustus. Dari data tersebut, jumlah total yang terinfeksi PMK, 322 ekor terdiri dari Sapi (266 ekor) dan Kerbau (56 ekor). Dan tidak terjangkit pada hewan jenis lainnya.
Tingkat kesembuhan Sapi 266 ekor (95%) dan Kerbau 50 ekor (89%) dan secara keseluruhan mencapai 94%. Untuk vaksinasi di Kabupaten Pidie Jaya sudah dilakukan terhadap 1.000 ekor dari populasi 21.000 ekor. (**)