Tim Kebudayaan Pidie Jaya Kembali Identifikasi Nisan Kuno Bersama Arkeolog Unja
Foto : Salah satu nisan Kuno sedang dibersihkan usai digali | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pidie Jaya kembali melakukan pemetaan dan identifikasi situs Cagar Budaya berupa puluhan batu nisan kuno guna mengungkap sejarah Aceh (Pidie Jaya) pada masa lalu.
Bersama Arkeologi dari Universitas Jambi (Unja), tim Bidang Kebudayaan Disdikbud Pidie Jaya berhasil mengumpulkan puluhan batu nisan kuno peninggalan abad ke- 16 hingga abad ke- 19 Masehi di kawasan Kecamatan Jangka Buya, Pidie Jaya.Kepala Disdikbud Kabupaten Pidie Jaya, Hauren Ayny dikonfirmasi awak media ini mengatakan, saat ini masih banyak kuburan kuno di Kabupaten Pidie Jaya yang belum teridentifikasi. Tidak tertutup kemungkinan, dari sekian banyak kuburan kuno tersebut ada tokoh penting di masa kesultanan Aceh khususnya negeri Meureuedu.
"Upaya ini juga merupakan aksi nyata guna menyelamatkan situs arkeologi yang dapat mengungkap rantai sejarah Pidie Jaya. Lebih dari 50 batu nisan telah direcord dan identifikasi oleh tim yang turun ke lapangan," kata Hauren berdasarkan laporan yang disampaikan.
Kegiatan kali ini dilaksanakan sudah tiga hari dibeberapa gampong yang ada di Jangka Buya, mengingat banyaknya sebaran makam kuno di lokasi itu yang kondisinya harus segera diselamatkan agar tidak hilang maupun rusak yang diakibatkan oleh kondisi alam." akui Marzuwan, Kabid Kebudayaan mendampingi Kadissikbud.
Hal ini juga sejalan dengan amanat UU No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, 'Pemerintah berkewajiban melakukan pencarian benda, bangunan, struktur, dan/atau lokasi yang diduga sebagai Cagar Budaya'.
Begitu juga dengan UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan juga kembali mempertegas uapaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan nasional.
"Ini juga merupakan aksi nyata dalam menyelamatkan situs arkeologi yang dapat mengungkap rantai sejarah Pidie Jaya. Puluhan batu nisan telah kita record dan identifikasi dari beberapa komplek makam yang ada di Gampong Keurisi Meunasah Beureumbang, Keurisi Meunasah Lueng, Keurisi Meunasah Raya, Kiran Krueng, dan Mukoe Muegiet." rincinya
Pada kesempatan yang sama, Amir Husni, M.A yang merupakan Dosen Prodi Arkeologi Universitas Jambi menjelaskan batu nisan yang ditemukan sangat bervariatif, mulai dari batu pipih yang mewakili abad ke- 16, batu persegi yang mewakili abad ke- 17, dan baru silindris yang mewakili abad ke- 18 hingga 19." sebut arkeolog itu.Batu nisan yang ditemukan juga memiliki ciri khusus seperti inskripsi kaligrafi bertuliskan kalimat tauhid (nisan abad ke- 16 hingga 17) dan ornamen flora dan geometri tanpa inskripsi (nisan abad ke- 18 hingga 19).
"Kuat dugaan, bahwa perubahan bentuk batu nisan ini merupakan pengaruh kebijakan politis tergantung pemimpin pada masanya,"ungkap Amir Husni
Diperkirakan terdapat lebih dari 50 situs Cagar Budaya dikawasan Pidie Jaya yang masih akan ditata serta diidentifikasi, baik berupa nisan, struktur, maupun bangunan guna menunjang sumber sejarah dan bukti kawasan sejarah Pidie Jaya,"tambah Saputra Mustafa, staf bidang kebudayaan Disdikbud Pidie Jaya
"Tujuan kami melakukan pemetaan dan identifikasi ini sendiri untuk mungumpulkan puzzle sejarah yang diharapkan semakin mempertegas eksistensi Negeri Meureudu." ketus Saputra
Seraya berharap, dengan semakin banyak situs Cagar Budaya yang terdata, dapat mendorong minat wisatawan sejarah berkunjung ke Pidie Jaya. (**)