Surat Pembaca: Aksi Perundungan Kembali Terjadi di Pidie Jaya, Di Mana Etika Bersosial Media Pejabat Publik dan Tokoh Pendidikan?
Foto : Dok. Google Image/Ilustrasi | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Dengan penuh keprihatinan, saya menulis surat ini menanggapi kembali terjadinya aksi perundungan di Pidie Jaya yang menyeret perhatian publik. Lebih mengejutkan lagi, perundungan ini dipicu dan diperparah oleh narasi di media sosial yang dilontarkan oleh oknum pejabat publik dan tokoh pendidikan. Fenomena ini amat disayangkan, mengingat posisi mereka sebagai figur teladan di tengah masyarakat.
Perundungan bukan sekadar masalah moral, melainkan bentuk kekerasan psikologis yang dapat berdampak jangka panjang terhadap korban. Ketika komentar sarkastik, sindiran tajam, atau bahkan hujatan dilontarkan secara terbuka oleh tokoh masyarakat melalui platform digital, hal itu menjadi legitimasi bagi perilaku negatif dan menciptakan iklim sosial yang tidak sehat.
Pejabat dan pendidik seharusnya menjaga narasi publik dengan arif. Mereka memiliki tanggung jawab moral untuk menciptakan ruang diskusi yang sehat, membangun semangat kebersamaan, dan mendorong masyarakat untuk saling menghormati, terutama di ruang digital yang kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Pidie Jaya membutuhkan keteladanan, bukan tontonan. Sudah saatnya pemerintah daerah, dinas terkait, dan institusi pendidikan menyusun pedoman etika bersosial media bagi pejabat dan pendidik, serta menindak tegas pelanggaran yang berpotensi memecah belah masyarakat.
Sebagai warga Pidie Jaya, saya berharap peristiwa ini tidak lagi berulang. Mari kita jaga martabat daerah ini dengan saling menghargai, terutama dari mereka yang dipercayakan untuk memimpin dan mendidik.
Hormat Saya,
Miswar