Sejarah Idul Fitri, Menyambut Hari Kemenangan Umat Islam
Foto : Dok. Kumparan | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Hari ini, seluruh umat Muslim menyambut Hari Raya Idul Fitri. Tujuan perayaan ini tidak lain untuk merayakan hari kemenangan setelah melakukan ibadah puasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Itu sebabnya hari kemenangan ini selalu disambut dengan penuh suka cita.
Malam Idul Fitri biasanya dihidupkan dengan pawai takbir keliling di jalanan dan di masjid maupun musholla. Lalu saat Hari Raya tiba, umat Muslim mengawali hari dengan melaksanakan sholat Ied. Lalu, dilanjutkan dengan bersilaturahmi ke kerabat dan tetangga sambil menyantap kue lebaran.
Terlepas dari momen perayannya yang diwarnai dengan berbagai tradisi, kaum Muslimin juga perlu mengetahui sejarah Idul Fitri agar bisa memaknainya dengan lebih baik. Informasi selengkapnya dapat disimak di bawah ini.
SEJARAH IDUL FITRI
Hari Raya Idul Fitri diperingati setiap tanggal 1 Syawal menurut kalender Hijriah. Sejarah mencatat, hari istimewa ini pertama kali diperingati umat Muslim pada tahun kedua Hijriah, tepatnya selepas Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.
Mengutip buku Nikmatnya Shalat: Kisah Para Pencari tulisan Ahmad Rofi Usmani, jauh sebelum Islam datang, masyarakat Jahiliyah Arab telah memiliki dua hari raya yakni Hari Raya Nowruz dan Hari Raya Mehregan.
Oleh mereka, kedua hari besar itu dijadikan ajang untuk menunjukkan kekayaan tiap kabilah, juga untuk memamerkan kekuatan dan kebolehan dalam berbagai bidang.
Sebagai perayaan, mereka berpesta pora dengan menyelenggarakan beragam pertunjukan, mulai dari tarian perang, tarian ketangkasan, lomba memanah, pacuan kuda, hingga nyanyian. Mereka juga tak lupa menyantap berbagai hidangan lezat dan meneguk minuman yang memabukkan.
Kapan Idul Fitri Diperingati Pertama Kali?
Semua berubah ketika Islam datang. Setelah perintah menunaikan ibadah puasa Ramadhan turun pada tahun ke-2 Hijriah, Rasulullah bersabda:
“Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya yang kalian bermain-main di dalamnya pada masa jahiliyah, dan Allah telah menggantikan keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian: Hari raya kurban (Idul Adha) dan hari berbuka (Idul Fitri).” (HR. Imam Ahmad, Abu Daud, dan an-Nasa'i).
Sejak saat itu, yang dipamerkan bukan lagi kekuatan, kekayaan, dan kebolehan, melainkan takbir, tahmid, sholat Ied, perasaan kasih sayang terhadap kaum miskin, serta saling memaafkan.
Perayaan Idul Fitri juga bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin dalam Perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah. Dalam perang tersebut, pasukan Muslimin yang terdiri dari 319 orang harus berhadapan dengan 1000 tentara kaum Quraisy.
Dengan demikian, makna Idul Fitri bukan hanya wujud merayakan kemenangan dalam mengalahkan hawa nafsu selama bulan Ramadhan. Momen ini juga menjadi berkah yang diberikan kepada kaum Muslimin yang telah berjuang di Perang Badar. (kumparan.com)