22 November 2024
Gampong

Rumah Bantuan BSPS Terhenti, Roslianti Saya Tidak Punya Dana Lagi

Liputangampongnews.id - Roslianti Warga Gampong Cot Aneuk Batee, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen, terpaksa menghentikan pembangunan rumah bantuan BSPS tahun 2021 karena kukarangan dana, Sabtu (25/12).

Bantuan rumah rehab dari BSPS dianggarkan sejumlah Rp.20 juta, karena rumah lamanya tidak layak lagi untuk direhab dia memilih untuk bangun baru dengan anggaran dana rehab 20 juta.

Kini Roslianti tidak mampu lagi melanjutkan pembangunan rumahnya dikarenakan sudah tidak memiliki dengan dana lagi.

Terpaksa saya bangun baru karena kami tinggal berempat dirumah tersebut, direhab sdh tidak mungkin pada saat itu karena struktur rumah yang lama sudah lapuk, kata dia.

Roslianti di karuniai dua (2) orang anak yang masih kecil-kecil hasil perkawinannya dengan Iswanto Santoro.

Dia bersyukur atas bantuan dana rehab yang diberikan BSPS, tapi tuntutan keadaan yg membuat saya harus bangun baru, walaupun yang saya bangun rumah papan, tapi saya kewalahan untuk merampungkan rumah ini, karena ketidak mampuan secara ekonomi, katanya.

Karena keterbatasan dana tadi rumahnya pun setengah jadi, papan dinding samping atas belum ada, pintu belum ada, jendela belum ada, lantai belum ada , terpaksa saya biarkan begitu saja di karenakan tidak sanggup lagi membeli material bangunan dan upah tukang,

"Sekarang ini terpaksa kami tinggal di gubuk reot dekat rumah ini, ujarnya sedih.

Roslianti sangat mengharapkan , kepada Pemerintah Kabupaten Bireuen agar bisa membantu melanjutkan pembangunan rumahnya.

Geuchik Gampong cot aneuk batee Munzir S.pd.i , menjelaskan roslianti hanya mendapatkan rumah rehab sesuai dengan 39 unit rumah warga lain nya yang mendapatkan rumah rehab dari aspirasi H.Ruslan M.Daud dan label nya tertempel Kementrian Pekerjaan Umum dan perumahan rakyat BSPS ( bantuan stimulan perumahan swadaya ) tahun 2021.

Keuchik Munzir tidak menyalahkan pemerintah dan pemborong, karena rumah lain yang di rehab banyak yang sudah selesai, karena rumah rehab di bangun secara bertahap di tahun 2021.

Hanya saja 1 unit rumah keluarga Roslianti yang tidak siap, dia mendapatkan bantuan rehab tapi yang bersangkutan bangun baru, intinya ada perubahan RAB makanya dana tidak cukup, ujarnya.

Biaya untuk rehab rumah Roslianti hanya 20 jt tapi dia bangun baru jadi wajar saja gak rampung, kata Keuchik. Sedang Roslianti menginginkan rumahnya dibangun secara sampai selesai. Ini kan tidak mungkin dilakukan kontraktor diluar kentuan kontrak mereka.

Kuchik Munzir mengakui kalau keluarga Roslianti termasuk keluarga kurang mampu, untuk melanjutkan pembangunan rumahnya tidak mungkin, karena tidak mampu secara ekonomi.

Keuchik berharap ada dermawan ataupun pemerintah Kabupaten Bireuen mau melanjutkan pembangunan rumah keluarga miskin itu.

Pewarta : Adi Saleum