11 Oktober 2025
Proh Cakra

Polem Beuransah: Pancuri Ngon Koruptor Pat Beda Pawang Beurandeh?

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID PROHCAKRA

Polem Beuransah: Pawang, Pat beda pancuri ngon koruptor, Pawang?

Pawang Beurandeh: Hah, beda jioh, hai Polem. Pencuri itu kerja lembur malam hari, koruptor kerja di siang bolong.

Polem: Tapi dua-duanya kan sama-sama mengambil yang bukan haknya?

Pawang: Iya, tapi pencuri biasanya malu kalau ketangkap. Koruptor malah senyum di depan kamera, bilang “Ini hanya miskomunikasi anggaran.”

Polem: Kalau pencuri ditangkap warga, bisa babak belur pawang.

Pawang: Betul. Kalau koruptor ditangkap, disiapkan karangan bunga: “Selamat berjuang melawan kriminalisasi.”

Polem: Hahaha, iya juga. Pencuri itu dikejar pakai sirine.

Pawang: Koruptor dikawal pakai sirene juga, cuma bedanya arah sirinenya ke bandara.

Polem: Pencuri biasanya nyolong ayam.

Pawang: Koruptor nyolong dana ayam, dana sapi, dana bansos, dan dana apapun yang ada kata “dana”-nya.

Polem: Kalau pancuri kena tangkap, istrinya menangis di rumah.

Pawang: Kalau koruptor kena tangkap, istrinya update story: “Tetap semangat abangku, fitnah tak akan mematahkanmu.”

Polem: Pencuri ngambil duit receh di kotak amal.

Pawang: Koruptor ngambil dana umat se-Indonesia.

Polem: Tapi kenapa ya, pencuri dihukum cepat, koruptor malah nunggu tahun depan?

Pawang: Karena pencuri nggak punya koneksi dan relasi.

Polem: Ada koruptor yang bebas katanya karena “kurang bukti.”

Pawang: Iya, padahal buktinya udah menumpuk. Cuma ditutup pake map tebal.

Polem: Kalau pencuri keluar dari penjara, orang kampung marah.

Pawang: Kalau koruptor keluar, malah disambut dengan syukuran.

Polem: Jadi gimana, Pawang? Siapa yang lebih jahat?

Pawang: Yang paling jahat itu kita, Udah tahu bedanya, tapi masih pilih diam diam.

Polem: Hahaha, iya, betul! Bedanya satu lagi, Pawang.

Pawang: Apa?

Polem: Pencuri kerja sendirian. Koruptor kerjanya tim.

Pawang: Polem ini, kalau ngomong bisa bikin orang di TV tiba-tiba batuk.

Polem: Nggak apa-apa, pawang. Yang penting bukan batuk karena takut dipanggil KPK.

Pawang: Nah, itu baru kopi yang pahitnya nyata.