17 Mei 2024
Nasional

Pocut Meurah Intan Srikandi Aceh Yang Terlupakan

Foto : Pocut Meurah Intan, Srikandi Aceh | LIPUTAN GAMPONG NEWS

Liputangampongnews.id - Pocut Meurah Intan Srikandi (Pahlawan) Aceh yang terlupakan, meski ia dikenal sebagai salah seorang pejuang wanita tangguh menentang penjajahan Belanda. Akan tetapi namanya belum diabadikan sebagai Pahlawan Nasional.

Melihat kondisi itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tergerak hatinya untuk ziarah ke makam Pocut Meurah Intan, beberapa hari yang lalu menjelang hari Pahlawan.

Ganjar datang bersama istrinya, Siti Atikah, ke makam pejuang yang dijuluki Singa Betina itu. Ia akan memperbaiki makam Pahlawan itu dan ia berjanji akan mengusulkan Pocut Meurah Intan sebagai Pahlawan Nasional.

Pocut Meurah tidak dimakamkan di taman makam Pahlawan Kalibata. Ia dimakamkan dibawah pohon besar yang ada di tempat pemakaman umum tepatnya di Desa Tegal Sari, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah.

Disitulah makam Pocut Meurah Intan. Pejuang asal Aceh yang dibuang ke Blora hingga meninggal di sana. Meski dikenal sebagai pejuang besar, nama Pocut Meurah Intan belum diabadikan sebagai Pahlawan Nasional dari tanah rencong.

Pocut Meurah Intan puteri keturunan keluarga bangsawan dari kalangan kesultanan Aceh. Ayahnya seorang Keujruen Biheue. Sedangkan Pocut Meurah merupakan nama panggilan khusus bagi perempuan keturunan keluarga Sultan Aceh.

Pocut Meurah Biheu, begitu ia biasa dipanggil, untuk diketahui Biheu adalah sebuah kenegerian yang pada masa Kesultanan Aceh berada di bawah wilayah Sagi XXXI Mukim, Aceh Besar.

Bersama suaminya Tuanku Abdul Majid, Pocut Meurah Intan dikenal sebagai sosok pejuang wanita Aceh yang anti Belanda. Dia adalah perempuan tangguh dari tanah rencong yang paling ditakuti Belanda.

Penjajah Belanda menjulukinya Heldhafting (Yang Gagah Berani) karena keberaniaannya Pocut Meurah Intan masuk dalam daftar orang paling dicari oleh Belanda pada saat itu.

Menurut catatan sejarah, Pocut Meurah Intan berjuang di akhir abad XIX sampai awal abad XX. Dengan semangat perjuangannya yang pantang menyerah.

Tepatnya 11 November 1902 Pocut Meurah Intan dikepung oleh Pasukan Khusus Belanda. Pocut Meurah mengalami luka serius dikepala, dibahu, satu urat kening dan otot tumit terputus, terbaring ditanah dengan darah dan lumpur, namun ia tetap semangat dan pantang menyerah dengan rencong tergenggam erat ditangan.

Berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda, tanggal 6 Mei 1905, No. 24, ia beserta putranya, Tuanku Budiman, dan seorang anggota keluarga kesultanan bernama Tuanku Ibrahim diasingkan ke Blora, Jawa Tengah.

Pocut Meurah Intan berpulang kerakhmatullah pada tanggal 19 September 1937 di Blora dan dimakamkan di sana. Sekarang namanya diabadikan sebagai nama Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan di Seulawah, Aceh Besar. (**)