Pemilu Sudah di Depan Mata, Bawaslu Pidie Jaya Gelar Simulasi Pengawasan Tungsura di TPS
Foto : Para petugas KPPS diambil sumpah oleh Ketuanya sebelum melaksanakan tugas Pemungutan dan Perhitungan suara di TPS. | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Pemilu 2024 sudah didepan mata, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pidie Jaya menggelar simulasi pengawasan di TPS, masa pungut dan hitung suara (Tungsura) Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024.
Serangkaian kegiatan yang beriringan dengan rapat konsolidasi pengawasan pemungutan dan perhitungan suara Pemilu tahun 2024 ini berlangsung, Jum'at (9/2/2024) di Aula Hotel Ananda Meureudu.Acara simulasi pemungutan suara di TPS turut disaksikan langsung oleh Kapolres Pidie Jaya AKBP Dodon Priyambodo, Kasatreskrim, Iptu Irfan dan sejumlah jajaranya.
Simulasi Tungsura tersebut melibatkan Komisioner Bawaslu Pidie Jaya bersama staf sekretariat, seluruh ketua dan anggota serta kepala sekretariat Panwaslu Kecamatan (Panwascam) se-Kabupaten Pidie Jaya.
Dalam suasana simulasi itu, terlihat seluru Ketua dan Anggota serta Kasek Panwascam berperan sebagai masyarakat pemilih, saksi dari partai politik, KPPS, Linmas (PAM TPS), Pengawas TPS.
Simulasi pemungutan suara berlangsung pukul 07.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB, dilanjutkan dengan penghitungan suara mulai pukul 13.00 WIB hingga selesai.
Dalam simulasi juga ada kasus, PTPS merpermasalahan terkait orang pendamping bagi pemilih berkebutuhan khusus (tuna netra dan tuna rungu).
Kemudian terjadi keributan antara pihak KPPS dengan Pengawas PTPS karena ada saksi parpol saling adu gengsi dan ada salah satu pengguna A5 tidak diporbolehkan mencoblos bersamaan dengan pemilih DPT/DPK.
Pengawas TPS meminta agar Pemilih yang menggunakan A5 agar mencoblos setelah pukul 12.00 WIB bersamaan dengan pemilih DPTB dan DPK, namun dibantah oleh Ketua KPPS.
Ketua Bawaslu Pidie Jaya, Fajri mengatakan, tujuan digelar Simulasi Tungsura Pemilu 14 Februari 2024 untuk memastikan Panwascam memahami mekanisme pemungutan dan penghitungan surat suara pada pemilu 2024. Sehingga mampu meminimalisir terjadi pelanggaran Pemilu saat pelaksanaan Tungsura.
“Jadi intinya simulasi ini dapat dipahami oleh Panwascam dan selanjutnya akan memberikan pembekalan kepada Pengawas Kelurahan/Desa (PKD) dan Pengawas TPS besok, Sabtu (19/2) di Sekretariat Panwascam masing-masing,” katanya.
Dilaksanakan simulasi sebagai bahan persiapan, bahan evaluasi dan sebagai salah satu upaya mengatasi masalah yang sering muncul saat pelaksanaan Pemilu nanti. Hal ini juga untuk mendapatkan formula pengawasan berdasarkan undang-undang yang berlaku.
"Kita mengadakan kegiatan ini guna sebagai kesiapan untuk menghadapi Pemilu 2024. Apa masalah yang sering terjadi, kita simulasikan hari ini dan kita bahas setiap permasalahan yang ada," jelas Fajri.Sesudah selesai simulasi, Ketua Fajri melakukan evaluasi dari kegiatan proses Tungsura yang sudah dilakukan.
Ketua Fajri menekankan sebagai pengawas pemilu kedepankan pencegahan dalam melaksanakanntugas. Apabila pencegahan berjalan efektif implikasinya akan meminimalisir terjadinya pelanggaran pemilu.
Namun, jika pencegahan sudah dijalankan tetapi masih terjadi pelanggaran, maka penindakan harus dilakukan sesuai aturan yang telah ditentukan.
"Kunci utama dalam surat suara, jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih harus sama dengan jumlah surat suara yang digunakan. Harus sama dengan jumlah total suara sah dan tidak sah. Ini perlu menjadi perhatian bagi kita semua," pungkas Fajri
Sembari berkelakar, jangan sampai jumlah pemilih (suara) DPRK lebih banyak dari suara Presiden." Imbuhnya. (*)