09 Juli 2025
Kisah

Muka Tegang, Tangan Terkepal: Ada Apa dengan Dua Jenderal Sipil Pidie Jaya Ini?

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDDi tengah riuh sorak dan semangat pertandingan bola kaki di lapangan Trienggadeng, dua sosok penting Kabupaten Pidie Jaya yakni Bupati Sibral Malasyi dan Wakilnya Hasan Basri terlihat duduk dengan sorot mata yang jauh menembus keramaian. Tak seperti biasanya yang penuh senyum dan semangat, kali ini wajah keduanya tampak dibalut kelelahan, seolah beban pemerintahan lebih berat dari bola yang ditendang para pemain di lapangan.

Sibral Malasyi dengan topi krem dan pandangan kosong ke depan, terlihat seperti sedang menghitung berapa kali ia harus turun ke lapangan lagi demi menyelesaikan persoalan irigasi, jalan rusak, hingga laporan musrenbang yang tak kunjung rampung. Wajahnya yang tegas, hari itu tampak lebih banyak diam. Mungkin saja, di balik diam itu ada hitung-hitungan anggaran yang belum cocok antara harapan rakyat dan isi kas daerah.

Sementara Hasan Basri, dengan wajah serius dan kerutan kening yang lebih dalam dari strategi sepak bola zona-marking, terlihat seperti sedang memikirkan bagaimana caranya membagi waktu antara rapat dinas, keluhan petani, dan tentu saja acara-acara masyarakat yang tak pernah absen tiap akhir pekan. Sesekali matanya menatap ke arah lapangan, tapi jelas bukan bola yang sedang dia pikirkan. Mungkin lebih ke "bola panas" isu politik dan pelayanan publik.

Keduanya mengenakan kaus merah dengan tulisan "Polri Untuk Masyarakat", tapi di balik slogan itu, terlihat jelas bahwa mereka juga sedang “untuk rakyat” dalam arti sebenarnya: menanggung keluh kesah, menghadapi birokrasi yang lambat, dan tetap harus tampil tenang meski kepala penuh jadwal. Satu-satunya yang membuat mereka tak roboh mungkin cuma botol air mineral dan semangat warga.

Namun, di balik kelelahan itu, ada cermin dari keseriusan dan dedikasi. Bisa saja mereka memilih rehat di ruangan ber-AC, tapi justru duduk di bawah tenda, panas terik, dan sorak penonton. Mereka bukan hanya pemimpin di ruang rapat, tapi juga di tengah masyarakat, walau kadang terlihat seperti sedang mengikuti audisi sinetron “Lelaki Penuh Beban Tapi Tetap Tegar”.

Begitulah potret kepemimpinan di Pidie Jaya, tak selalu glamor dan ceria, tapi penuh tanggung jawab dan pengabdian. Wajah boleh lelah, mata boleh sayu, tapi semangat tetap menyala!! Meski mungkin butuh segelas kopi Gayo dan sedikit candaan staf di akhir acara. (**)