LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Sebuah video viral di media sosial menampilkan sejumlah mahasiswa dari Kabupaten Padang Lawas yang memaksa menghentikan kegiatan pelatihan kepala desa di salah satu hotel di Pekanbaru, Sabtu (18/5). 

Dalam unggahan tersebut, mahasiswa menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kegiatan yang mereka duga sebagai ajang penghamburan dan perampasan dana desa untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Aksi ini dipimpin oleh Jamaluddin Nasution, seorang mahasiswa dan warga Desa Binanga, yang juga merupakan koordinator aksi tersebut.

Mahasiswa menegaskan bahwa kegiatan pelatihan tersebut hanya akan merugikan masyarakat desa dengan tidak memberikan manfaat yang sesuai untuk kesejahteraan mereka. 

Mereka mengkritik frekuensi kegiatan pelatihan yang terlalu sering, dengan lebih dari 30 kali bimtek dilaksanakan oleh APDES Bercahaya Kabupaten Padang Lawas. Kali ini, pelatihan tersebut berlangsung di Pekanbaru setelah sebelumnya dilakukan di Kota Medan, dalam rentang waktu kurang dari satu bulan.

Dalam orasi di ruangan pelatihan, Jamaluddin Nasution menuntut agar kegiatan pelatihan segera dihentikan. Dia juga mengungkapkan keheranannya atas biaya registrasi yang mencapai Rp. 10.000.000 per peserta, dengan setiap desa diwajibkan mengirimkan empat peserta. Rekaman video menunjukkan bahwa peserta pelatihan sangat sedikit, yang menimbulkan pertanyaan tentang keabsahan dan efektivitas kegiatan tersebut.

Meskipun telah mencoba untuk mengonfirmasi dengan pihak terkait, termasuk ketua APDES Bercahaya Hamdani Daulay, melalui pesan singkat WhatsApp, awak media tidak mendapatkan tanggapan hingga berita ini ditayangkan. 

Hal ini menunjukkan tingkat ketidakterbukaan atau ketidaktertarikan dari pihak yang terlibat untuk memberikan klarifikasi terhadap tuduhan yang dilayangkan oleh mahasiswa dan masyarakat desa. 

Dengan demikian, kejadian ini menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa serta pentingnya peran mahasiswa dalam mengawasi dan menegakkan keadilan sosial. (Adel)