Kolaborasi Inter-Profesi Menjadi Hal Penting Dalam Mewujudkan Kedaulatan Farmasi dan Kesehatan Indonesia
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Federasi Serikat Pekerja Farmasi Kesehatan (FARKES) – KSPSI telah melangsungkan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) dan Seminar dengan mengusung tema. “Mewujudkan Kedaulatan Sektor Farmasi Kesehatan Indonesia” pada tanggal 4 dan 5 maret 2023 di Surabaya. Minggu (5/3/23).
Acara yang melibatkan seluruh stakeholder terkait, mulai dari regulator, pekerja hingga pelaku industri farmasi dan kesehatan juga dihadiri oleh perwakilan anggota FARKES dari seluruh daerah di Indonesia.
Acara dibuka dengan Tarian Emprak khas Jawa Timur dan pembacaan PANCASILA oleh Ketua Farkes Aceh Nazaruddin. Dalam sambutan Ketua Umum Farkes, menyampaikan bahwa hingga saat ini Indonesia masih belum memiliki kedaulatan di sektor industri farmasi dan kesehatan, hal ini terbukti pada saat kasus pandemi covid19 melanda Indonesia kemarin.
Menurutnya, kita semua perlu mendorong kemampuan industri farmasi dan kesehatan di
Indonesia untuk bisa memenuhi kebutuhan sendiri dan mengurangi angka impor industri alat kesehatan dan farmasi. Apalagi sampai saat ini 90% bahan baku obat dalam negeri serta 88% alat kesehatan masih impor.
“Rakernas Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan-KSPSI ini diharapkan, kita semua
dapat merumuskan jawaban terhadap berbagai isu terkini terkait industri farmasi dan
kesehatan serta peningkatan kompetensi SDM, perlindungan dan pembinaan anggota untuk
mewujudkan kesejahteraan anggota” ucap Agung Nugroho, Ketua Umum Farkes. (4/3)
Selain itu pada sesi seminar FARKES yang di moderatori oleh Margaretta Putri dari Times
Indonesia, menghadirkan Narasumber dari Dewan Pengarah BRIN Prof. Marsudi Wahyu Kisworo serta Direktur Operasional Kimia Farma Diagnostika Winastanto Wibowo.
Antusias pertanyaan dari para peserta seminar, menambah semangat para pengurus serikat
pekerja daerah dalam sesi ini. Seperti yang disampaikan oleh Winastanto Wibowo sebagai
pelaku industri bahwa “kolaborasi inter-profesi di sektor industri farmasi dan kesehatan bisa terwujud dalam kemandirian dan kedaulatan, bila hubungan antara serikat pekerja dan
manajemen saling mendukung untuk terciptanya keharmonisan.
Selain itu kemudahan ijin
dalam industri bisa memberikan peluang tersendiri dalam membuka ketersediaan lapangan kerja. Tentunya juga harus diimbangi dengan perubahan cara berpikir serta meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan keterampilan menjadi satu hal yang sangat penting didalam meningkatkan produktivitas hasil industri.
“Karena SDM merupakan aset yang sangat penting ditengah tengah adanya kemajuan teknologi atau digitalisasi. Bila hilir masih dibutuhkan, maka hulu akan selalu ada. Untuk itu kedepan nya Industri farmasi dan kesehatan adalah sektor yang paling kuat.” Tutup Winastanto Wibowo
.
Mengingat terjadinya perubahan Iklim dan pasca pandemi covid19, Prof. Marsudi Wahyu
Kisworo juga mempertegas bahwasanya industri farmasi dan kesehatan tidak akan mati atau tutup. Karena adanya perubahan iklim saat ini kedepannnya akan mempengaruhi sektor
pangan serta Kesehatan khususnya.
“Saat ini untuk menjawab peluang dan tantangan pada sektor farmasi dan kesehatan,
pemerintah telah menyiapkan percepatan kedaulatan pangan serta kesehatan. Dengan
meningkatkan kompetensi SDM dibidangnya serta produktivitas pekerja di unit unit industri
terkait sangatlah penting, diharapkan target dalam lima tahun kedepan Indonesia mampu menghasilkan 6 dari 14 Vaksin yang ada adalah buatan industri farmasi Indonesia serta alat kesehatan dengan spesifikasi High Technologi mampu diproduksi anak bangsa sendiri. Sehingga kedepannya Impor Obat dan alat kesehatan dapat dikurangi.” Tutup Prof.Marsudi.
BRIN dan Kimia Farma melalui Lab. Klinik siap untuk berkolaborasi dengat serikat pekerja serta industri farmasi dan kesehatan yang ada didalamnya, dalam meningkatkan kompetensi SDM
serta produktivitas dari para pekerja untuk menjawab peluang dan menghadapi tantangan
global kedepannya.
Acara ini juga dihadiri dan dibuka oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI Ir. Afriansyah Noor dan dihadiri Anggota Dewan Pertimbangan Presiden - Sukarwo serta Bibit Gunawan Sekjen DPP KSPSI, Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan - Zainudin, Direktur Pendayagunaan Tenaga
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI – Anna Kurniati, Direktur Perencanaan dan Pengembangan BPJS Kesehatan – Dr. Mahlil Ruby.
Disela sela penutupan Rakernas Farkes dan Seminar, salah satu perwakilan Farkes Aceh
menyampaikan harapannya.
“Melalui penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan dapat
menghasilkan output yang berguna bagi kedaulatan buruh, terutama buruh dibidang farmasi kesehatan. Sehingga, dengan buruh yang berdaulat dan sejahtera diharapkan mampu
memberikan dampak yang baik bagi peningkatan ekonomi di Indonesia. Terlebih lagi saat ini
dunia tengah menghadapi tantangan ekonomi global. Tentunya dukungan dari semua pihak akan sangat berpengaruh dalam mewujudkan cita-cita ini.” ucap Ketua Farkes Aceh Nazaruddin, (5/3) (Roni)