Kepemimpinan Ideal Dari Kaum Sarungan
Foto : Andi Fazil | LIPUTAN GAMPONG NEWS
Penulis Opini: Andi Fazil. - Mahasantri Ma'had Aly Darul Munawwarah
Opini - Dilihat dari berbagai sudut pandang mengenai keadaan yang sebenarnya, bangsa kita Indonesia tercinta masih jauh dari kata sejahtera, belum tercapai apa itu kata damai. Dalam hal ini kita tidak perlu sulit mancari jalan sebagai kaum milenial, terutama panyandang predikat kaum santriwan\i harus mengetahui apa peranan kita, dan apa pengorbanan kita untuk negeri ini, ingat! Dibalik merdekanya Indonesia, ada nama santri yang masih tertera meskipun kini nama itu sudah lapuh ditelan masa.
Mengingat dunia semakin hari semakin canggih dan para masyarakat yang semakin hari semakin berloyaliti terhadap hal-hal yang kian trending bahkan hal yang kecilpun diunjing. Namun apa peranan santri dalam hal ini?
Peran Santri Di Dalam Negeri
Seharusnya yang menjadi peran santri terhadap Negeri adalah membangkitkan semangat belajar para pemuda bangsa agar tercetutusnya generasi maju, bertalenta dan berpotensi dalam membangun negeri yang Baldatun Thayyibatul warabbul Ghafur.
Santri sekarang tidak hanya dituntun untuk bisa mambaca berzanzi, tapi juga agar bisa manjadi pelopor bukan pengekor. Karena bangsa ini tidak hanya butuh orang-orang pintar tapi juga orang yang benar. Orang berpikir bahwa santri tidak memiliki potensi dalam hal memimpin negeri tapi nyatanya rangking santri dalam hal ini juga melebihi.
peran santri selanjutnya adalah mambetulkan karakter pemuda yang kini kian berubah, kata-kata perubahan sekarang sudah tidak asing lagi ditelinga kita, dalam artian bahwa perubahan sudah mencangkupi seluruh sandi-sandi kehidupan kita baik zaman, pergaulan, pakaian, juga tidak terkecuali akhlak.
Perubahan akhlak menjadi bincangan utama dimasa kini, mengapa demikian? Karena akhlak adalah kunci utama dalam segala hal, jadi dengan adanya peranan para santri mereka dapat merubah pola pikir dan bagaimana tata cara berakhlakul karimah.
Dunia moderen memang berdampak positif, manusia semakin hebat, informasi mudah didapat, dan berita mudah ditangkap, namut ingat! Jerut-marut tingkat tensi moral kian merajalela, kemungkaran mulai diagungkan, dan tontonan menjadi tuntunan, itulah sisi negatif dunia moderen.
Disinilah peranan para santri sangat dibutuhkan agar bisa membangun pemuda yang berkarakter dan bermoral. Dalam pandangan sejarah masa lalu merupakan motivator bangkitnya manusia dalam membentuk. Maka dari sini! Mari memulai untuk membentuk sesuatu yang sesuai berdasarkan andil para pemuda, khususnya yang memiliki pengetahuan agama seperti para santri.
“youht is the hope foer tumorrow”
Pamuda hari ini adalah harapan masa depan.
Hari ini dan kedepan membutuhkan anak-anak Nusantara yang Vermental dan Intrepeuner, kalau salah ya perbaiki, kalau gagal ya coba lagi, dan kalau jatuh ya bangkit kembali, yang penting kita tidak menyerah, anda tidak ada kemampuan namun ada kamauan, Insya Allah kemampuan akan ikut serta, tapi kalau ada kemampuan sedangkan kemauannya tida ada, maka harapan yang sudah ada akan sirna.
Butuh kuota yang banyak untuk mengupgread kembali bangsa ini agar menjadi bangsa yang berkejayaan, bangkit dari keterpurukan menjalankan visi-misi nusantara dengan amanah. Inilah hal yang harus dipertimbangkan para pemimpin apakah siap untuk menghadapi keadaan hanya dengan berangan-angan. Dalam hal ini kita semua mesti kembali murajaah atau menanyai pendapat dan apa yang harus dijalankan selanjutnya kepada para alim ulama.
Butuh kuota yang banyak untuk mengupgread kembali bangsa ini agar menjadi bangsa yang berkejayaan, bangkit dari keterpurukan menjalankan visi-misi nusantara dengan amanah.
Bangkitnya semangat para santri bisa dibilang sebagai kunci damainya suatu bangsa. Mengapa demikian? Karena di kalangan para kaum sarungan mengajarkan kepribadian yang tangguh, kebersamaan yang hangat, saling bahu membahu dan mengayun langkah bersama.
Kepribadian dan akhlak para santri adalah hasil tuntunan dari kitab kuning, secara tidak langsung mereka menekuni akhlak dan kepribadian Rasulullah, para Sahabat, dan ‘Ulama” terdahulu. Kenapa tidak! Ketika akhlak dan kepribadian para pendahulu sebagai materi untuk dicontohkan, diamalkan kemudian di sampaikan.
Kepribadian dari Rasulullah ini lah yang membuat seluruh dunia luluh lanta. Nah,,, bayangkan seandainya ini yang di jalankan di Indonesia tercinta, pasti era keemasannya akan sangat mudah dicapai.
"Yang sangat penting sekali ukhuwah Wathaniyah, jika persaudaraan itu ada maka, lahirlah sebuah bangsa yang kokoh yang memiliki akhlak mulia, hormat kepada sesama masyarakat, kepada pemerintah, ulama dan umara akan bersatu. Insya Allah akan tercetusnya bangsa yang Baldatun Tayyibatun Warabbul Ghafur.