Keluarga Korban Pelanggaran HAM: Semua Korban Terdata dan Biaya Berobat, Pendidikan Serta Modal Berusaha Berkelanjutan
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Kementerian Sosial RI menyalurkan Bantuan Sosial (Bansos) pemulihan hak-hak korban pelanggaran HAM berat di Aceh. Kegiatan ini bertempat di Pendopo Pidie, Minggu (25/06/2023).
Bantuan secara simbolis kepada 14 korban ini diserahkan oleh Pj Bupati Pidie, Ir. H. Wahyudi Adisiswanto, M.Si., dan disaksikan oleh Asdep III Deputi V Bidkor Kamtibmas Kemenkopolhukam, Brigjen Pol. Bambang Pristiwanto, Asdep Pemajuan dan Perlindungan HAM Menkopolhukam, Brigjen TNI. Rudi Syamsyir.
Kemudian, Ketua Panitia Pendukung Pelaksanaan Kick Off Meeting dlm rangka penyelesaian non yudisial pelanggaran HAM berat di Pidie, Drs. Samsul Azhar, Ass III, Drs. Sayuti M.M., Kadinsos, Drs. H. Muslim Yusuf, Kabag Prokopim, Teuku Iqbal, S.STP., M.Si., dan Kabag Umum, Drs. Akmal
Koordinator Pekerja Sosial Kemensos RI, Erna Dwi Susanti mengatakan, ada 7 komponen bantuan yang disalurkan kepada para korban pelanggaran HAM berat maupun kelurganya di Pidie.
"Batuan yang disalurkan berdasarkan asesmen dari data terpadu para korban. Selain kebutuhan dasar, nantinya juga akan diberikan keterampilan beserta peralatan kerja kepada mereka", jelasnya.
Bantuan ini berlanjut, sesuai kebutuhan di lapangan dan petunjuk.
"Artinya bantuan disesuaikan dengan keterampilan dan usaha yang ditekuni para korban", sebut Erna.
Ada 114 korban yang haru ini diberikan bantuan, ada sembako, peralatan rumah tangga, modal dalam bentuk barang, seperti mesin jahit, juga hewan ternak.
"Secara simbolis tadu diserahkan kepada 14 korban oleh bapak Pj Bupati di Pendopo, selebihnya akan diserahkan di Kantor Dinas Sosial oleh Pekerja Sosial Kemensos RI", tutup Erna.
Sementara itu, para korban ditemui awak media ini saat menerima bantuan di Dinsos Pidie menyampaikan, mereka berharap bantuan ini berlanjut, termasuk bantuan berobat, pendidikan, serta modal usaha.
"Kita bersyukur atas bantuan ini, selain itu bantuan kesehatan, pendidikan dan modal usaha kepada keluarga para korban terus berlanjut", kata Heri (46) salah seorang keluarga korban dari Tiro.
A Bakar (70) yang pernah mendekam Rumoh Geudong, menyampaikan, "Tadi kita menerima bantuan sembako termasuk bantuan ternak kambing. Kita berharap adanya modal usaha berkelanjutan, apa lagi bagi kami yang sudah tua, tidak bisa bekerja berat lagi.
Senada disampaikan oleh Maulisakdah (32) Ainal Mardiah (60), dan M. Hasem (72). Masih banyak keluarga para korban yang belum masuk data, kata mereka.
"Untuk itu pemerintah harus bijak, supaya semua para korban masuk daftar", ungkap Maulisakdah yang diamini oleh Ainal Mardiah.
Mereka juga berharap bantuan ini berkelanjutan, dengan demikian kelangsungan hidup keluarga para korban bisa terjamin, termasuk untuk biaya berobat, pendidikan dan modal untuk berusaha, demikian harapan mereka disampaikan kepada awak media ini. (AS)