23 Juni 2025
Daerah

Jeritan Petani Pidie Jaya di Tengah Sawah Retak: Air Irigasi Tak Mengalir, Padi Terancam Mati

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDDi tengah hamparan sawah yang biasanya hijau subur, kini tampak pemandangan menyayat hati di Pidie Jaya. Retakan tanah kering menganga di sela-sela tanaman padi yang masih muda, menggambarkan betapa krusialnya air dalam kehidupan petani. Musim tanam yang seharusnya menjadi awal harapan, justru berubah menjadi musim kekhawatiran. Para petani kini hanya bisa memandangi sawah mereka yang perlahan kehilangan nyawa.

Kendala utama yang mereka hadapi adalah tidak adanya aliran air dari saluran irigasi. Meski pintu-pintu air tersedia, namun alirannya tak kunjung sampai ke lahan pertanian warga. Sistem pengairan yang tersendat membuat ratusan hektar sawah terancam gagal panen. Dalam situasi seperti ini, para petani merasa seakan berjalan sendiri tanpa kepastian bantuan yang datang.

Keluh dan peluh para petani kian terasa saat mereka harus tetap datang ke sawah setiap hari, menyaksikan bagaimana tanaman yang mereka tanam dengan harapan, kini tumbuh kerdil dan menguning. Tak sedikit dari mereka yang terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk menyedot air, meskipun itu sangat membebani di tengah kondisi ekonomi yang tak menentu. Mereka berharap, ada respons cepat dari pemerintah.

Gantungan harapan petani bukan hanya pada hasil panen semata, melainkan juga untuk keberlangsungan hidup keluarga mereka. Sebagian besar petani di Pidie Jaya menggantungkan hidup dari hasil pertanian padi. Bila panen gagal, maka kebutuhan dasar seperti makan, pendidikan anak, dan biaya kesehatan pun ikut terancam. Situasi ini tak hanya menyentuh aspek ekonomi, tapi juga psikologis dan sosial masyarakat desa.

Tak jarang, suara-suara lirih penuh harap terdengar di tengah sawah. “Kami tidak butuh janji, kami butuh air,” ucap salah seorang petani yang sudah 20 tahun menggarap lahan di Kawasan Pidie Jaya. Ia mengaku heran mengapa aliran irigasi tiba-tiba terhenti, padahal musim tanam telah dimulai. Kegelisahan ini merata dirasakan petani di beberapa gampong  di Pidie Jaya.

Foto-foto kondisi sawah yang retak dan tanaman padi yang meranggas kini tersebar di media sosial, menjadi bukti nyata bahwa krisis air bukan sekadar isu biasa. Ini adalah panggilan darurat bagi pemerintah daerah dan instansi terkait agar segera bertindak. Bila dibiarkan, ancaman ketahanan pangan lokal akan menjadi kenyataan yang menyakitkan.

Jeritan para petani Pidie Jaya hari ini adalah peringatan bagi semua pihak yang selama ini mengurus pertanian dan irigasi. Mereka tak meminta banyak, mereka hanya minta air yang cukup untuk memberi hidup pada padi mereka. Sebab di setiap tetes air itu, ada harapan, ada masa depan, dan ada nyawa yang dipertaruhkan. (TS)