18 Oktober 2024
Gampong

Jeritan Keuchik Gampong Meuse Bireuen, Setahun 4 Kali Bimtek Ada Apa?

Foto : Tarmizi, Keuchik Gampong Meuse Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen | LIPUTAN GAMPONG NEWS

Liputangampongnews.id - Tarmizi Ahmad Keuchik Gampong Meuse, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen mengeluhkan terkait dengan banyaknya program titipan di tingkat Gampong, mulai dari program Bimtek hingga program lain yang sama sekali tidak menguntungkan bagi masyarakat Gampong itu sendiri.

Selain seorang Keuchik Tarmizi juga berprofesi sebagai supir truk, ia mengaku lebih baik kehilangan jabatan Keuchik dari pada harus kehilangan mata pencahariannya sebagai supir, katanya.

Dari supir truk inilah Keuchik Tarmizi mengaku bisa membiayai anak-anaknya untuk sekolah. Tarmizi dikaruniai tiga orang anak yang masi usia sekolah, dua orang anak Muhammad dan Alisa Amani saya antarkan ke Dayah dan satu lagi adik mereka Umaiyah masih kecil, kata Keuchik Tarmizi.

Tarmizi mengaku bingung dengan Program Bimtek yang terlalu sering dijadwalkan di Kabupaten Bireuen, anehnya lagi semua perangkat desa diwajibkan untuk ikut, menurut Keuchik Tar ini program yang tidak populis. Seharusnya program dan usulan kebutuhan Bimtek itu mulainya dari Gampong bukan dari Kabupaten, kata dia.

Keuchik yang seharusnya mengirimkan jumlah perangkat desa sesuai dengan kebutuhan gampong, namun dikabupaten Bireuen tidak demikian, semua perangkat desa diwajibkan ikut Bimtek, ini yang menjadi tanda tanya besar sejumlah Keuchik di Kabupaten Bireuen, ada apa....???

UU Desa kan jelas seudah mengatur tentang kemandirian Desa itu sendiri. Jangan terlalu banyak intervensilah, ucap Keuchik Tarmizi.

Tidak sedikit biaya Bimtek yang harus dikeluarkan Pemerintah Gampong, seandainya kita manfaatkan anggaran Bimtek untuk memperbaiki rumah janda miskin dan fakir miskin, menurut saya jauh lebih banyak manfaatnya, kata Keuchik yang dikenal kritis dan berjiwa sosial tinggi ini.

"Saya malu dengan masyarakat saya sendiri ketika saya tidak bisa menjalankan visi dan misi yang dulu saya tawarkan kepada masyarakat saat saya maju jadi Keuchik.

Visi dan Misi saya ingin membangun rumah janda, rumah fakir miskin, rumah dhuafa dan rumah warga saya yang kurang mampu serta membantu anak yatim piatu yang putus sekolah dan membangun balai pengajian.

Tapi kalau tiap tahun Bimtek melulu titip program ini program itu kapan saya bisa bangun desa, semua anggaran terkuras untuk Bimtek dan lain,lain, ungkapnya.

Balai pengajian baru dua yang saya bangun, .sedangkan anak yatim di gampong meuse cuma satu orang anak yatim yang usianya masih satu tahun satu bulan yang wajib kami bantu dengan anggaran dana desa, katanya.

Tarmizi berharap Bimtek itu gak usah terlalu diprioritaskan setiap tahunnya, Kasih kesempatan untuk Pemerintah Desa agar bisa membangun Gampong dengan tidak mengeluarkan dana untuk Bimtek.

Bayangkan saja di Kabupaten Bireuen ini setahun ada 4 kali Bimtek, ini kan sangat menguras dana gampong. Gimana kita mau membangun desa, ucap Tarmizi mempertanyakan.

Saya angkat bicara terkait Bimtek sama sekali tidak punya tujuan untuk menyidir pihak manapun atau lembaga tertentu. Tapi ini murni aspirasi saya sebagai Keuchik di Kabupaten Bireuen, mungkin Keuchik-Keuchik yang lain juga sependapat dengan saya. Kalo tidak percaya abang wartawan bisa wawancarai mereka, semua pada menjerit, pungkas Keuchik Tarmizi yang dikenal dekat dengan warganya.

Pewarta: Adi Saleum

-->