Harga Cabai Merah di Pidie Jaya Kian Pedas
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Awal Oktober menjadi bulan yang “kian pedas” bagi masyarakat Kabupaten Pidie Jaya. Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional daerah itu meroket hingga mencapai Rp85.000 per kilogram, membuat para ibu rumah tangga dan pedagang kecil mengeluh karena biaya dapur meningkat tajam.
Seorang pedagang cabai di kawasan Kota Meureudu mengatakan, lonjakan harga disebabkan oleh tingginya permintaan yang tidak sebanding dengan ketersediaan stok di pasaran. “Permintaan cabai sangat tinggi, tapi pasokan dari petani lokal terbatas. Itulah sebabnya harga cabai makin pedas,” ujarnya sambil menata dagangannya, Sabtu (4/10).
Ia menjelaskan, kebutuhan cabai meningkat tajam sejak September hingga awal Oktober karena masyarakat tengah menyambut perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. “Musim maulid ini semua orang masak besar untuk kenduri. Cabai jadi bahan utama di setiap dapur,” katanya.
Menurutnya, pasokan dari petani lokal tidak mencukupi, sehingga pedagang masih bergantung pada kiriman cabai dari Berastagi, Sumatera Utara. “Kita ambil dari Berastagi karena produksi petani kita sedikit. Kalau hujan deras, malah susah panen,” ungkapnya.
Pedagang tersebut memperkirakan harga tinggi ini akan bertahan hingga satu bulan ke depan, seiring masih tingginya kebutuhan warga untuk kenduri maulid. “Mungkin nanti setelah maulid baru bisa turun, tapi untuk sekarang masih sulit,” katanya menambahkan.
Sementara itu, harga komoditas lain seperti tomat dan bawang merah dan bawang putih dilaporkan masih stabil di pasaran. “Yang naik cuma cabai merah. Tomat dan bawang masih normal,” ujarnya. (**)