Garam Lokal Naik Kelas, Wabup Pidie Jaya Gandeng Akademisi untuk Revolusi Produksi
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, ST, MM, menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemajuan sektor garam rakyat dengan melakukan kunjungan kerja ke Desa Lancang Paru, Kecamatan Bandar Baru. Kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan implementasi Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala (FKP USK) dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pidie Jaya, (2/3).
Kunjungan tersebut difokuskan pada peninjauan langsung potensi pengembangan garam berbasis sistem bio, yang diyakini dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas garam lokal. “Kolaborasi ini kami harapkan menjadi langkah nyata dalam memberdayakan petani garam yang telah lama menjadi tulang punggung ekonomi pesisir,” ujar Hasan Basri kepada wartawan.
Turut mendampingi, Kepala DKP Pidie Jaya, Dr. Yandi Yusnandar, ST, MT, menegaskan kesiapan pihaknya dalam menyambut transformasi di sektor kelautan dan perikanan. “Kami membuka diri terhadap adopsi teknologi baru yang relevan, termasuk pendekatan biofilter yang tengah dikembangkan bersama FKP USK. Ini peluang besar untuk meningkatkan daya saing garam rakyat kita,” ujarnya.
Sejumlah akademisi FKP USK hadir dalam kegiatan tersebut dan tengah melaksanakan program integratif berbasis riset, pelatihan, serta pendidikan masyarakat pesisir. PKS yang diteken pada 1 Mei 2025 ini mencakup berbagai aspek strategis, mulai dari kurikulum berbasis OBE hingga publikasi ilmiah bersama, dengan tujuan memperkuat kapasitas daerah dalam pengelolaan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
Dekan FKP USK, Prof. Dr. Ir. Muchlisin Z.A., S.Pi., M.Sc., menyebut mayoritas produksi garam di Pidie Jaya masih menggunakan metode tradisional. Ia menegaskan bahwa kolaborasi ini bertujuan mentransformasi sektor tersebut melalui sentuhan teknologi tepat guna. “Kami siap melakukan transfer teknologi, termasuk sistem biofilter dan metode produksi higienis, agar garam lokal kita mampu bersaing di pasar nasional bahkan internasional,” jelasnya.
Selain meninjau tambak garam tradisional, Wakil Bupati juga menyempatkan diri mengunjungi lokasi produksi garam modern yang telah menerapkan sistem tunnel tanpa pemasakan. Teknologi ini dianggap ramah lingkungan dan berpotensi besar untuk direplikasi di berbagai sentra garam rakyat lainnya di Pidie Jaya. (**)