Dinamika Debat Kandidat: Apa 150 Tersulut Emosi, Hasan Basri Tampil Tenang dan SABAR
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Debat kandidat Bupati dan Wakil Bupati Pidie Jaya yang digelar Komisi Independen Pemilihan (KIP) di gedung DPRK pada Sabtu (16/11) berlangsung sengit. Dua pasangan calon, H. Sibral Malasyi, MA - Hasan Basri, ST, MM (SABAR), dan Dr. Said Mulyadi - Saiful Anwar, (MULIA) saling adu argumen di hadapan ribuan calon pemilih. Debat yang seharusnya menjadi ajang pemaparan visi dan misi itu berubah menjadi arena panas, terutama karena gaya komunikasi salah satu kandidat.
Saiful Anwar (Apa 150), calon Wakil Bupati nomor urut 02, menjadi sorotan. Dalam sesi tanya jawab, ia kerap tampil emosional, bahkan terkesan meledak-ledak saat merespons pertanyaan dari panelis dan serangan pasangan SABAR. Tangannya gemetar, nada bicaranya meninggi, dan pandangannya tajam seolah ingin menerkam lawan debat." sebut Apa Raman, salah seorang penonton.
Tak sedikit warga yang menyayangkan gaya bicara Apa 150. Seorang warga, yang menyebut dirinya pengamat politik lokal, menilai bahwa Saiful Anwar lebih banyak mempertontonkan emosi ketimbang memberikan jawaban konkret.
"Masa calon pemimpin bicara kayak petasan, meledak-meletup, bukannya kasih solusi," ujarnya dengan nada sinis. Komentar ini diamini oleh beberapa penonton lainnya yang menilai Saiful kurang mampu mengendalikan emosi.
Sebaliknya, Hasan Basri, calon Wakil Bupati nomor urut 01, menunjukkan sikap yang kontras. Alih-alih terpancing oleh serangan Saiful, Hasan justru tersenyum santai, bahkan sempat bertepuk tangan menanggapi kritik lawannya. Sikap tenangnya ini mendapatkan pujian dari warga yang hadir. "Pemimpin itu harus sabar, seperti Hasan Basri. Tenang, tidak mudah terpancing," ujar seorang ibu rumah tangga yang menonton debat dari halaman gedung DPRK.
Hasan Basri tampaknya paham betul bahwa ketenangan adalah senjata terbaik dalam debat semacam ini. Ia memberikan jawaban dengan nada datar namun tegas, membiarkan Saiful larut dalam emosinya sendiri. "Ini pemimpin yang bijak, tahu kapan harus bicara, kapan harus diam," komentar seorang tokoh masyarakat yang hadir di lokasi. Hasan bahkan sempat melontarkan candaan ringan, meredakan ketegangan di ruangan.
Debat ini menjadi gambaran jelas bagi warga Pidie Jaya tentang karakter dan gaya kepemimpinan masing-masing kandidat. Di satu sisi, ada yang temperamental dan agresif, sementara di sisi lain, ada yang tenang dan bijak. Kini, keputusan ada di tangan masyarakat untuk menentukan siapa yang layak memimpin daerah mereka dalam lima tahun ke depan. (**)