Didukung Bank Aceh, Pj Bupati Pidie Jaya Gelar Pelatihan Barista untuk Penyandang Disabilitas
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Dalam upaya meningkatkan kemandirian ekonomi bagi penyandang disabilitas, Penjabat (Pj) Bupati Pidie Jaya, Dr. HT Ahmad Dadek, SH, MH, melaksanakan pelatihan barista bagi 16 orang penyandang disabilitas. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari di Kompleks Dinas Sosial Pidie Jaya dan bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan meracik kopi secara profesional, Selasa (4/2).
Pelatihan ini menyasar penyandang disabilitas, khususnya tuna rungu dan individu dengan keterbatasan fisik. Selama lima hari ke depan, mereka akan mendapatkan pelatihan intensif dari seorang barista profesional, Andi, yang akan membimbing mereka dalam memahami teknik dasar meracik kopi serta etika kerja di industri perkopian.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Pidie Jaya, Dr. HT Ahmad Dadek, menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari upaya pemerintah daerah dalam menciptakan peluang ekonomi yang lebih inklusif.
“Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya berkomitmen untuk memberikan ruang bagi penyandang disabilitas agar dapat memiliki keterampilan yang memungkinkan mereka masuk ke sektor formal maupun informal. Dengan pelatihan ini, kami berharap mereka dapat bekerja di kedai kopi atau bahkan membuka usaha sendiri,” ujar Dr. Ahmad Dadek.
Ia juga menambahkan bahwa sektor perkopian saat ini memiliki potensi besar, terutama di Aceh yang dikenal sebagai daerah penghasil kopi berkualitas tinggi. Dengan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini, para peserta memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan sebagai barista junior atau bahkan memulai bisnis kecil mereka sendiri di bidang kopi.
Dukungan dari Bank Aceh
Kegiatan ini juga mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, termasuk dunia perbankan. Kepala Bank Aceh Pidie Jaya, Reza, yang turut hadir dalam acara pembukaan pelatihan, menyambut baik inisiatif ini.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi penyandang disabilitas. Tidak hanya membekali mereka dengan keterampilan praktis, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi mereka. Kami akan melihat kemungkinan untuk memberikan dukungan lebih lanjut, termasuk akses permodalan bagi mereka yang ingin berwirausaha,” kata Reza.
Dukungan dari perbankan diharapkan dapat membantu para peserta pelatihan untuk merintis usaha sendiri setelah menyelesaikan program pelatihan ini.
Antusiasme Peserta
Para peserta pelatihan menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti kegiatan ini. Salah satu peserta, Rahmat (28), yang merupakan penyandang tuna rungu, mengungkapkan rasa senangnya bisa mengikuti pelatihan ini.
“Saya sangat senang bisa belajar menjadi barista. Selama ini, saya kesulitan mendapatkan pekerjaan karena keterbatasan yang saya miliki. Dengan pelatihan ini, saya berharap bisa bekerja di kedai kopi atau membuka usaha kecil sendiri,” ujarnya dengan bantuan penerjemah bahasa isyarat.
Senada dengan Rahmat, peserta lainnya, Kolentar Umar, yang mengalami cacat tubuh akibat kecelakaan, juga menyampaikan harapannya agar setelah pelatihan ini ia bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.
“Saya ingin bekerja di kedai kopi. Dengan pelatihan ini, saya merasa lebih percaya diri bahwa saya bisa bekerja seperti orang lain,” katanya.
Daftar Peserta Pelatihan Barista Pidie Jaya
Berikut adalah daftar nama peserta pelatihan barista bagi penyandang disabilitas di Pidie Jaya:
1. Umar – Blang Kuta, Ulee Glee (Bisu)
2. Muhammad Rifki Fahmi – Trienggadeng (HP: 082304411547)
3. Bahagia – Grong-Grong, Cap Ulim (Fisik, tangan)
4. Muhammad Hafni – Gampong Uteun Bayu
5. Miswar – Nangroe Barat
6. Mustakim – Trienggadeng
7. Sufriadi – Jurong Ara, Jangka Buya
8. Samsul Bahri – Dayah Leubue, Ulim
9. Yusri – Peurade, Pante Raja (HP: 085277488886)
10. Azizi – Gampong Teugoh, Pante Raja
11. Nasrullah – Tampui, Trienggadeng
12. Zul Fikri – Trienggadeng
13. Riki Arismunandar – Baroh Musa
14. Husnul Mubaraq – Babah Krueng
15. Ilham – Gampong Rumpuen
16. Suhaimi – Gampong Meuko Baroh (HP: 081360218234)
Pelatihan Berkelanjutan
Pelatihan barista bagi penyandang disabilitas ini dirancang agar mereka tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis, tetapi juga memahami aspek lain dari dunia kerja, seperti etika pelayanan pelanggan dan manajemen usaha kecil.
Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya berharap program ini dapat menjadi awal dari program pemberdayaan ekonomi yang lebih luas bagi penyandang disabilitas di daerah tersebut. Jika program ini sukses, kemungkinan akan ada pelatihan lanjutan di bidang lain yang juga dapat memberikan manfaat bagi kelompok masyarakat yang selama ini memiliki keterbatasan akses ke dunia kerja.
Sebagai penutup, Dr. HT Ahmad Dadek menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus berupaya menciptakan program-program yang inklusif dan memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.
“Kami ingin memastikan bahwa semua warga Pidie Jaya, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan mencapai kemandirian ekonomi. Pelatihan ini adalah langkah awal, dan kami akan terus berupaya untuk memperluas kesempatan seperti ini bagi lebih banyak penyandang disabilitas di masa depan,” tutupnya.
Dengan adanya inisiatif seperti ini, diharapkan semakin banyak penyandang disabilitas yang dapat memperoleh kesempatan kerja yang layak dan meningkatkan taraf hidup mereka. (**)