17 September 2024
News

Buya Yahya: Jangan Tertipu Oleh Ahli Hikmah Ternyata Dukun

Foto : Dok.google images | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS. ID -  Buya Yahya mengungkapkan perbedaan antara dukun dan ahli hikmah. Fakta bahwa ada begitu banyak dukun yang menyamar sebagai ahli yang hikmah telah membingungkan banyak orang tentang perbedaan antara keduanya.

Bahkan ada sekelompok orang yang tersesat dengan seorang dukun yang menyamar sebagai kyai.

Menurut Buya Yahya, dukun dan ahli hikmah apabila disandingkan akan terlihat jelas perbedaannya.

Buya Yahya menyinggung dukun dengan kedok kyai bahwasannya mereka adalah orang yang malas mondok.

Hal tersebut diungkapkan Buya Yahya pada unggahan kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Buya Yahya menjelaskan bahwa ilmu hikmah adalah ilmu yang dimiliki oleh ahli istiqomah. Seorang ahli hikmah akan nampak pada wajahnya kekhusyukan dan tidak mengajarkan su’udzon.

“Akan tampak di wajahnya kekhusyukan, rasa taku kepada Allah, tidak ngajarin su’udzon,” jelas Buya Yahya.

Sebaliknya, dukun akan lebih cenderung ngelantur dan mengajarkan su’udzon.

Buya Yahya menjelaskan kejadian seperti ini sering terjadi apabila dukun tersebut menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam rumah.

“Kemarin siapa yang datang ke rumahmu. Akhirnya su’udzon sama pamannya, prasangka buruk dengan bibinya,” cerita Buya Yahya.

Berbeda dengan ahli hikmah yang jusrtu akan memberikan hikmah.

Mungkin lewat penjelasan Buya Yahya, beberapa dari Anda sudah paham perbedaan dari dukun dan ahli hikmah.

Menurut Buya Yahya, banyak orang yang tertipu oleh ahli hikmah ternyata dukun

Jika dijabarkan secara rinci, ahli hikmah menghadapi persoalan dengan hikmah, tidak su’udzon, dan berdoa demi kebaikan.

Sedangkan dukun, Buya Yahya menjelaskan mereka berkelakuan seperti sok tahu persoalan gaib
Jadi sangat terlihat jelas perbedaan antara dukun dan ahli hikmah.

Itulah penjelasan Buya Yahya mengenai perbedaan antara dukun dan ahli hikmah dikutip dari portal trendberita.com.

Semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang menjerumuskan dalam perbuatan dosa. (**)