03 Februari 2025
News

Siswa DJA Terseret Ombak di Pantai Kuthang Trienggadeng Ditemukan Tidak Bernyawa

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Setelah melakukan pencarian selama kurang lebih dua hari, siswa Dayah Jeumala Amal (DJA) yang  Tenggelam di Pantai Wisata Trienggadeng yang hilang terseret arus akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, di bibir Kuala Panteraja, Jum'at (27/01) sekira pukul 10.45 WIB.

Siswa Tenggelam itu bernama Teuku Akhiarul Jafis berumur berumur 15 tahun, warga Desa Reuleut, Kabupaten Bireuen yang merupakan seorang siswa/santri Boarding School Dayah Jeumala Amal (DJA), Lueng Putu Kabupaten Pidie Jaya itu tenggelam dan diseret arus saat mau membantu temannya yang nyaris terseret ombak.

"Korban Teuku Akhiarul Jafis siswa DJA yang terseret arus saat mandi dengan teman-temannya di Pantai Wisata Trienggadeng telah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa oleh warga nelayan Keude Panteraja. 

"Korban berhasil kita temukan mengapung, namun dalam kondisi meninggal dunia. Lokasinya sekitar 3 KM dari lokasi korban dinyatakan terseret ombak tepatnya di bibir Kuala Panteraja sebelah timur, Jum'at (27/01) sekira pukul 10.45 WIB." Kata Kalaksa BPBD Pidie Jaya Muhammad Nur, S.T melalui Manajer Pusdalops PB BPBD Pidie Jaya Fakhrurrazi, M.Si.

Sebelumnya, upaya pencarian terus dilakukan dengan melibatkan Tim SAR gabungan BPBD Pidie Jaya, PMI, aparat TNI, dan Polri serta dibantu oleh warga sekitar pantai." akuinya

"Saat ini jasad Akhiarul Jafis sudah dievakuasi dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya didampingi oleh pihak Keluarga dan sejumlah relawan." Sebut Pak Aji, sapaan akrab Manajer Pusdalops PB BPBD Pidie Jaya.

Pantauan liputangampongnews.id di lokasi kejadian, karena hari Jum'at dan waktu nelayan tidak melaut, warga begitu antusias dan peduli dalam membantu pencari korban di sepanjang bibir pantai.

Abu laot Lhok Panteraja, Yusri Yusuf mengakui masyarakat ikut membantu pencarian korban di pingir pantai. Sejumlah 10 boat kecil 3 GT turun melakukan pencarian. Puluhan warga Nelayan dengan menggunakan 19 bot ikut mencari korban dengan meraba dalam air dan menyisir bibir pantai. 

"Setelah terus melakukan pencarian, dari kejauhan, Yusrianto, warga Keude Panteraja salah satu Nelayan yang melakukan pencarian melihat ada benda terapung dekat bibir kuala. Setelah didekati ternyata memang sosok mayat yang terapung dan hampir dekat ke pantai." Cerita Abu laot berdasarkan informasi yang ada.

Sementara itu, Mukhtar Usman Sekdes Gampong Keude Panteraja mengatakan syukur jasad korban yang terseret arus telah ditemukan sehingga tidak membuat gundah pihak keluarga.

Namun, kami masyarakat sedikit menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh tim evakuasi yang langsung membawa jasad korban dari lokasi penemuan. Padahal kami disini ada etika dan kearifan lokal yang sudah kami jalani dari dulu," katanya.

"Kami masyarakat nelayan disini mempunyai aturan dan hukum adat tersendir. Jika ada menemukan mayat atau korban hanyut di laut harus melakukan Fardu Kifayah terlebih dahulu. Walaupun itu keadaannya sudah hancur sekalipun, tetap kami lakukan sesuai hukum Islam," pungkas Mukhtar diiyakan Abu laot.

Dan setidaknya tadi adalah pamit sama warga dahulu sebelum membawa jasad. Tidak asal langsung bawa saja, kami disini juga ada aturan dan hukum adat yang berlaku." Akhirinya. (*)