Biografi dan Perjuangan Desmoond Tutu Pahlawan Afrika Selatan
Foto : Desmond Mpilo Tutu (lahir 7 Oktober 1931 - 26 December 2021). | LIPUTAN GAMPONG NEWS
Liputangampongnews.id - Kematian Desmond Tutu 26 Desember 2021 dalam usia 90 tahun di Oasis Frail Care Center di Cape Town, di umumkan oleh Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa.
Desmond Mpilo Tutu (lahir 7 Oktober 1931 - 26 December 2021). Adalah seorang teolog yang berasal dari Afrika Selatan. Ia juga merupakan seorang aktivis yang dikenal luas pada era 1980-an sebagai salah seorang penentang apartheid.
Tutu dipilih dan ditahbiskan menjadi uskup berkulit hitam pertama di Gereja Anglikan Seorang pria dengan kecerdasan luar biasa, integritas dan tak terkalahkan melawan kekuatan apartheid, dia juga lembut dan rentan dalam belas kasihnya bagi mereka yang telah menderita penindasan, ketidakadilan dan kekerasan di bawah apartheid, dan orang-orang yang tertindas dan tertindas di seluruh dunia.
Kematian Tutu terjadi hanya beberapa minggu setelah presiden kulit putih terakhir Afrika Selatan, FW de Clerk, meninggal dunia pada usia 85 tahun.
Tidak hanya itu Sebagai seorang berkebangsaan Afrika Selatan, Tutu mendasarkan teologinya berdasarkan bahasa dan budaya Afrika Selatan dan tentu saja berdasarkan sudut pandang seorang Anglikan.
Pemikiran Tutu dapat disebut sebagai “komunitarian yang spiritual” karena ia menyatakan kemanusiaan manusia berada di dalam relasi dengan yang Allah dan manusia lain.
Dalam tulisan Tutu yang berbicara tentang "diabolical policy", ia mengkritik kebijakan pemerintah dengan menyatakan bahwa orang kulit hitam tidak diberi kesempatan untuk memilih dalam hidup mereka sendiri, malahan mereka menderita di tanah sendiri.Selama ia mengepalai Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi ia merangkul seluruh orang Afrika Selatan dan mengikutsertakan mereka dalam karya komisi ini.
Komisi ini mengkampanyekan slogan "Kebenaran itu menyakitkan, tetapi diam itu membunuh", untuk mengajak seluruh pihak terlibat dalam upaya mengungkap kebenaran dan rekonsiliasi.
Perjuangannya dibuktikan dengan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada 1984. Saat itu dirinya turut andil memerangi aturan minoritas kulit putih di negaranya.
Terkenal blak-blakan, bahkan setelah jatuhnya rezim apartheid rasis, Desmond Tutu terus berjuang melawan ketidakadilan Afrika Selatan.
Penulis: Diva Nadia