Anggota DPRK Pidie Jaya Kecam Dugaan Pelanggaran Netralitas Penyelenggara Pemilu
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Anggota DPRK Pidie Jaya, Yusri Abdullah, yang akrab disapa Ayah Yusri, menyoroti foto viral Muhammad Abrar, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Bandar Baru, yang terlihat berpose dengan salah satu kandidat bupati. Foto tersebut beredar luas di media sosial pada Jumat (22/11), memicu kontroversi menjelang Pilkada yang tinggal beberapa hari lagi.
Menurut Ayah Yusri, tindakan ini merupakan pelanggaran serius terhadap prinsip netralitas yang seharusnya dijunjung tinggi oleh penyelenggara pemilu. “Ini mencoreng integritas lembaga penyelenggara pemilu dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi. Sebagai penjaga netralitas, perilaku seperti ini tidak bisa dibiarkan,” tegasnya.
Ia mendesak Panwaslih dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) untuk segera melakukan penyelidikan mendalam terhadap kasus ini. Jika terbukti bersalah, lanjutnya, Muhammad Abrar harus diberikan sanksi tegas, termasuk pemberhentian dari jabatannya. “Pemilu adalah fondasi demokrasi, dan tindakan yang mencederai keadilan harus dihentikan demi menjaga legitimasi serta kepercayaan rakyat,” ujar Ayah Yusri.
Sementara itu, Koordinator Divisi Hukum dan Pengawasan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Pidie Jaya, Masrur Salamuddin, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah cepat dengan menjadwalkan pemanggilan terhadap Muhammad Abrar. Pemanggilan ini bertujuan untuk melakukan klarifikasi terkait foto yang menjadi sorotan publik.
“Senin depan, kita akan memanggil saudara Muhammad Abrar untuk meminta penjelasan terkait foto tersebut. Proses klarifikasi ini penting untuk menentukan langkah selanjutnya sesuai dengan aturan yang berlaku,” ungkap Masrur.
Kasus ini menjadi ujian bagi integritas penyelenggara pemilu di Pidie Jaya. Publik menanti langkah tegas dari Panwaslih dan KIP Pidie Jaya terkait untuk memastikan prinsip keadilan dan netralitas tetap terjaga dalam pelaksanaan Pilkada, terutama di saat kepercayaan terhadap demokrasi sedang dipertaruhkan. (**)