18 Oktober 2024
Gampong

Warga Gampong Manyang Cut Memasak Bubur Kanji Asyura

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDWarga Gampong Manyang Cut, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, kembali melaksanakan tradisi memasak bubur kanji Asyura pada Rabu (17/7). Tradisi ini merupakan salah satu kegiatan tahunan yang sangat mengakar dalam masyarakat Aceh, khususnya di Gampong Manyang Cut, setiap kali memasuki bulan Muharram.

Fazli Husin, salah seorang warga setempat, menjelaskan bahwa proses memasak bubur Asyura dilakukan di tempat umum dengan menggunakan porsi yang sangat besar. "Proses memasaknya dilakukan di tempat umum dengan porsi yang besar. Bubur Asyura nantinya akan dibawa pulang ke rumah masing-masing, dibagikan kepada tetangga, dan bahkan menjadi menu wajib untuk berbuka puasa Asyura (10 Muharram)," ujarnya.

Bubur kanji Asyura merupakan simbol solidaritas dan kebersamaan masyarakat Aceh. Tradisi ini tidak hanya melibatkan kaum ibu yang bertugas memasak, tetapi juga para pemuda dan anak-anak yang turut serta dalam persiapan bahan-bahan dan peralatan memasak. Kebersamaan ini mempererat hubungan antarwarga dan memperkuat rasa kebersamaan dalam masyarakat.

Setiap keluarga di Gampong Manyang Cut membawa bahan-bahan yang dibutuhkan seperti beras, sayuran, dan rempah-rempah untuk dimasak bersama-sama. Bubur Asyura sendiri memiliki cita rasa khas yang kaya rempah dan dihidangkan dalam jumlah besar untuk dinikmati bersama. Warga kemudian membawa pulang bubur tersebut ke rumah masing-masing dan membagikannya kepada tetangga, menunjukkan semangat berbagi dan gotong-royong.

Tidak hanya itu, tradisi ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi warga yang jarang bertemu. Momen ini dimanfaatkan untuk saling bertegur sapa, bertukar cerita, dan mempererat hubungan kekeluargaan. Suasana di lokasi memasak selalu penuh dengan canda tawa dan keceriaan, mencerminkan keharmonisan hidup bermasyarakat di Aceh.

Tradisi memasak bubur kanji Asyura di Gampong Manyang Cut tidak hanya sekedar kegiatan rutin, tetapi juga merupakan warisan budaya yang terus dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi. Warga berharap tradisi ini tetap hidup dan terus menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Aceh, mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan rasa syukur. (**) 

-->