Said Mulyadi dan Nyak Syi: Dua Tokoh Inspiratif Pidie Jaya
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Pidie Jaya, salah satu kabupaten muda di Provinsi Aceh, menyimpan beragam potensi serta kisah perjuangan yang layak dikenang. Dalam perjalanan pembentukan dan pembangunan daerah ini, peran tokoh-tokoh berpengaruh sangat menentukan arah masa depannya. Dua nama yang patut diapresiasi atas kontribusi nyatanya adalah Said Mulyadi dan Nyak Syi. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, keduanya telah memberikan pengaruh besar bagi kemajuan dan keutuhan sosial budaya Pidie Jaya.
Said Mulyadi dikenal luas sebagai birokrat sekaligus pemimpin daerah yang memiliki visi kuat untuk memajukan Pidie Jaya. Pernah menjabat sebagai Wakil Bupati, ia menunjukkan kepemimpinan yang lugas, progresif, dan dekat dengan masyarakat.
Tak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik, ia juga menaruh perhatian besar terhadap pembangunan sumber daya manusia. Melalui pendekatan humanis, Said Mulyadi mendorong peningkatan mutu pendidikan, layanan kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Ia memahami bahwa pembangunan yang sejati tidak hanya berupa beton dan aspal, melainkan juga menyentuh kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.
Lebih dari itu, ia dikenal sebagai pemimpin yang bersih dan berintegritas, menjauh dari praktik politik transaksional yang sering menghambat roda pemerintahan. Baginya, jabatan adalah amanah, bukan alat kekuasaan.
Berbeda dengan Said Mulyadi, Nyak Syi lebih dikenal sebagai tokoh masyarakat yang memperjuangkan nilai-nilai adat dan budaya lokal. Ia adalah penjaga kearifan tradisional, pengayom masyarakat, dan simbol keberanian dalam menyuarakan keadilan sosial.
Pengaruh moral Nyak Syi sangat besar di tengah masyarakat. Ia dikenal karena keberaniannya membela hak-hak rakyat kecil dan mendorong pelestarian budaya di tengah arus modernisasi. Dalam berbagai forum adat dan kegiatan sosial, namanya selalu menjadi rujukan.
Keistimewaan Nyak Syi terletak pada kemampuannya menjembatani generasi. Ia mampu berbicara kepada kaum muda dengan bahasa kasih sayang, dan kepada generasi tua dengan penuh hormat. Di tengah perubahan zaman, sosok seperti Nyak Syi menjadi sangat penting untuk menjaga identitas dan jati diri daerah.
Said Mulyadi dan Nyak Syi mewakili dua sisi penting dalam pembangunan daerah: institusi dan masyarakat, birokrasi dan budaya. Meski berbeda cara, keduanya menyatu dalam semangat ketulusan, kepedulian, dan dedikasi terhadap Pidie Jaya. Mereka bukan hanya bekerja untuk hari ini, tetapi menanam fondasi untuk masa depan.
Kita bisa belajar dari mereka bahwa perubahan tidak selalu harus lahir dari kekuasaan, melainkan bisa tumbuh dari keteladanan dan kekuatan moral. Pidie Jaya membutuhkan lebih banyak figur seperti mereka—berani, jujur, dan berpihak pada rakyat.
Menghargai tokoh seperti Said Mulyadi dan Nyak Syi adalah bagian dari upaya merawat ingatan kolektif, membangun inspirasi, serta memastikan arah pembangunan daerah tetap berada pada jalur yang benar: jalur kemanusiaan, keadilan, dan martabat. (Miswar)