Pusda Siap Ambil Peran Perangi Radikalisme dan Terorisme di Aceh
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Pusat Studi Pemuda Aceh (Pusda) menggelar sebuah kegiatan diskusi dengan tema "Peran Pemuda dan Ormas dalam Memerangi Paham Radikalisme dan Terorisme di Aceh".
Ketua PUSDA, Heri Safrijal SP MTP mengatakan kegiatan diskusi dilaksanakan di Pasifik caffe jalan Aly Hasyimi Banda Aceh, kamis (24/3/2022).
Pemateri yang diundang dan hadir dari kalangan akademisi dan LSM. Dari akademisi yaitu Mahyar MSI dan Ridho Rinaldi STP mewakili aktivis.
Sedangkan jumlah peserta yang hadir 50 peserta terdiri dari Mahasiswa, ormas dan Akademisi
Kegiatan diskusi kata Heri Safrijal atau yang kerab disapa Heri berlangsung selama 2 jam lebih, kemudian dilanjutkan dengan buka puasa bersama.
Heri menyebutkan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang multikultural. Di tengah perbedaan banyak suku bangsa, Indonesia mengalami tantangan berat di era teknologi informasi.
Salah satunya adalah isu radikalisme yang masih mewarnai jagat media sosial.
Nah, jika kita tidak siap menghadapi banjirnya informasi, termasuk konten negatif tentang radikalisme,
terorisme dan ekstrimisme, maka itu dapat mengancam keutuhan NKRI," tutur Heri
Dari prospektif itu katanya, Pemuda Aceh harus ambil peran dalam menyikapi isu-isu yang tidak benar (hoax) harus siap dilawan.
Say no to hoax, bekali diri dengan banyak referensi, jadilah anak muda yang kreatif dan inovatif dalam berkarya, aktif menyebarkan pesan damai, open your mind, kuatkan literasi media.
"Dan yang paling penting hindari kelompok intoleran dengan cara berkumpul dengan orang-orang yang sukses serta terakhir implementasikan makna Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," ungkap Heri.
Ia menegaskan radikalisme menjadi ancaman nyata bagi generasi muda di Indonesia khususnya Aceh.
Menurutnya perlu ada sikap kritis dan kewaspadaan dari para orang tua jika melihat gelagat yang mencurigakan dari anak-anak yang terpapar doktrin radikalisme.
Peran strategis milenial di Aceh dalam menangkal radikalisme menurutnya dengan cara memanfaatkan teknologi informasi untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian.
Generasi milenal menjadi agent of change, menjadi pionir melawan radikalisme.
Milenial harus aktif dalam kegiatan positif, aktif di organisasi kampus, bidang olahraga dan lainnya agar menjadi pribadi-pribadi yang berprestasi, sehingga dapat mengantisipasi dan mencegah masuknya paham radikalisme," tutup Heri. (**)