21 November 2024
News

Pentingnya Pendidikan Seks Pada Anak Usia Dini

Foto : Dok. Google Images | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTAN GAMPONG NEWS - Mengenalkan anak tentang pendidikan seks sedini mungkin masih menjadi tabu bagi beberapa pihak. Materi terkait dengan seks masih sering dikaitkan dengan hubungan badan antar pasangan, namun pendidikan seks tidak sesempit itu.

Banyak hal yang perlu diajarkan kepada anak sedini mungkin untuk menjadi bekal untuk tumbuh dewasa. Bekal Pendidikan ini bertujuan untuk mengurangi tindak pecehan seksual pada anak usia dini.

Beberapa poin penting yang akan disampaikan pada pendidikan seks pada anak usia dini ini adalah tentang pemahaman anak terhadap anggota tubuhnya serta batasannya pada orang lain, selain itu juga mengenalkan terkait dengan perbedaan fisik tubuh laki-laki dan perempuan.

Terdapat setidaknya tiga tahapan usia untuk memberikan pendidikan seks anak usia dini. Pertama, usia 1-2 tahun. Pada usia ini anak diajarkan terkait dengan macam-macam sentuhan, yaitu sentuhan baik dan sentuhan buruk terkait area mana saja yang boleh disentuh oleh orang lain dan mana yang tidak.

Selain itu, anak juga diajarkan terkait praktik untuk ke toilet ketika akan Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB). Ketika melakukan praktik menggunakan toilet, anak juga perlu diajarkan untuk menjaga kebersihan ketika akan membersihkan anggota tubuh dan setelah keluar dari toilet.

Kedua, usia 3-4 tahun. Pada usia ini anak diajarkan tentang cara menjaga keamanan pada diri diri sendiri. Anak diajarkan untuk meyakini bahwa dirinya adalah “bos” bagi tubuhnya sendiri dimana ia berhak untuk menolak ketika disentuh oleh orang lain. Begitupun sebaliknya, ia juga tidak diperbolehkan menyentuh atau melihat area tubuh privat milik orang lain.

Anak perlu dikenalkan nama alat-alat vital sesuai dengan nama aslinya, karena bagian privat tersebut bukanlah sebuah hal yang lucu. Selain itu, anak perlu mulai dikenalkan rahasia “baik” dan rahasia “buruk”, dimana rahasia “buruk” perlu disampaikan kepada orang dipercayai.

Ketiga, usia 5-6 tahun. Ketika menginjak usia ini anak dapat diajarkan terkait atribut laki-laki dan perempuan serta ijin ketika akan memasuki kamar orang tua.

Berikut ini adalah beberapa materi yang dapat diajarkan kepada anak dalam pendidikan seks untuk anak usia dini :

1. Macam-macam Sentuhan

Terdapat tiga macam sentuhan yang perlu diajarkan pada anak, yaitu sentuhan “boleh”, sentuhan “ragu-ragu” dan sentuhan “jangan”.

Sentuhan “boleh” mengajarkan anak untuk memgenal area tubuh yang boleh disentuh oleh orang lain, misalkan tangan atau kaki.

Kemudian sentuhan “ragu-ragu” ini adalah area tubuh dimana sentuhan di area ini perlu dihindari karena dapat menimbulkan rasa khawatir, tidak nyaman, tidak aman, gelisah, risih, dan perasaan negatif lain. Contohnya adalah perut, paha dan pangkal paha.

Sentuhan “jangan” juga merupakan area tubuh dimana sentuhan di area inipun perlu dihindari karena menimbulkan perasaan marah, terancam, takut, khawatir atau tertekan. Area tersebut adalah dada, pantat, organ vital, mulut, dan leher.

Baca Juga:  Ribuan Peserta Tetap Antusias Ikuti Sesi Kedua Diklat Literasi yang Digelar e-Guru

2. Praktik ke Toilet

Anak mulai diperkenalkan dengan fungsi toilet ketika anak akan Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) sekaligus menjaga dan merawat kebersihan alat vital.

Anak juga dapat diajarkan tahapan untuk menggunakan toilet seperti dimulai dengan masuk ke toilet, kemudian melepaskan celana, lalu membersihkan tangan, BAK atau BAB, membersihkan organ vital, memakai pakaian, mencuci tangan, kemudian baru keluar dari kamar mandi.

3. Aturan Keamanan Tubuh

Awali dengan memberitahukan kepada anak “bos” bagi tubuhnya adalah dirinya sendiri. Anak berhak untuk menolak untuk dicium, cipeluk, dan disentuh ketika merasa tidak nyaman. Termasuk untuk menjaga area-area privat yang tidak boleh dilihat, atau disentuh oleh orang lain.

Mengenalkan anak dengan nama asli anggota privat misalkan vagina dan penis, dan hindari menggunakan nama lucu, dikarenakan area tersebut tidaklah lucu karena semua orangpun juga memilikinya.

Kenalkan anak pada siapa saja anak dapat meletakkan kepercayaannya untuk menceritakan rahasianyanya, misalnya kepada orang tua. Anak tidak diperkenankan untuk menyimpan rahasianya sendiri khususnya ketika merasa sedih atau takut.

4. Keterampilan keamanan diri sendiri

Ajarkan anak untuk berkata “tidak” ketika ada orang yang berbuat tidak baik kepada anak atau ada orang asing yang mangajaknya pergi. Anak juga boleh melawan atau meminta pertolongan apabila dipaksa oleh orang lain untuk berbuat tidak baik.

Anak perlu diajarkan untuk mengenali mana saja orang yang aman dan selain orang tersebut maka disebut sebagai orang asing dan anak perlu berhati-hati ketika berada di sekitarnya dan menolak serta melawan apabila diperlukan ketika diajak untuk pergi ke suatu tempat.

Anak juga perlu belajar untuk selalu meminta ijin kepada orang tua jika akan pergi, hal ini bertujuan agar orang tua dapat turut mempertimbangkan dan andil dalam keamanan anak.

Pengetahuan tentang identitas diri juga perlu diajarkan kepada anak agar anak dapat menentukan akan pergi kemana dan meminta pertolongan kepada siapa ketika membutuhkan. Beberapa hal yang perlu anak ketahui adalah namanya sendiri, nama orang tua, alamat rumah, nomor telepon orang tua, dan informasi terkait orang orang terdekat anak. Hal tersebut dapat menolong anak ketika anak sedang tersesat di suatu tempat yang tidak diketahui.

Baca Juga:  4 Metode Pembelajaran Praktis Dalam Penerapan Literasi Dasar

5. Atribut laki-laki dan perempuan

Perkenalkan pada anak bahwa Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis kelamin atau dua atribut, yaitu laki-laki dan perempuan. Beberapa hal yang dapat membedakan adalah fisik, cara berpakaian, perilaku, kegiatan, kewahiban, dan hak.

Anak perlu ditanamkan tentang jati dirinya sesuai dengan jenis kelaminnya, hal tersebut dilakukan dengan harapan bahwa ketika sudah dewasa anak dapat berperan sesuai dengan kodratnya.

Anak juga dapat mulai diinformasikan terkait batasan dalam bergaul antara laki-laki dan perempuan. Kaitannya bagi seorang muslim, anak dapat mulai dikenalkan dengan aurat.

6. Etika ijin ke kamar orang tua

Ajarkan anak untuk meminta ijin ketika akan masuk ke kamar orang tua entah saat pagi, siang maupun malam. Anak dapat dikenalkan bahwa saat malam hingga pagi adalah waktu untuk tidur sehingga perlu meminta ijin terlebih dahulu apabila akan masuk ke dalam kamar orang tua.

Di waktu yang lain pun anak perlu untuk meminta ijin ketika akan memasuki kamar orang tua baik ketika orang tua dengan di rumah ataupun tidak.


Beberapa cara di atas merupakan poin poin penting yang dapat diajarkan kepada anak terkait dengan pendidikan anak usia dini.

Adapun cara yang digunakan dapat disesuaikan, dapat dengan cara berdiskusi bersama atau dengan menggunakan bantuan lagu untuk mengenalkan beberapa informasi kepada anak. Salah satu lagu yang dapat dengan mudah diperoleh adalah lagu “Sentuhan Boleh”.

Pendidikan seks pada anak usia ini diberikan agar anak dapat lebih memahami dirinya, termasuk tubuhnya sendiri, cara merawat diri, dan menjaga keamanan diri sendiri dari perlakuan orang lain yang tidak diinginkan. (naikpangkat.com)