21 November 2024
Opini

Hamas Dalam Pusaran Bayang-bayang Perang Khaibar dan Perang Ahzab?

OPINI - Gerakan Hamas bukanlah kelompok teroris sebagimana dihembuskan oleh Amerika dan sekutunya. Tetapi sebuah gerakan perlawanan rakyat Palestina melawan penjajahan Israel.

Benar seperti yang dikatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Hamas adalah gerakan yang memperjuangkan kemerdekaan negaranya yang sedang dirampas oleh Yahudi yang didukung penuh oleh Amerika dan Eropa.

Namun belakangan terungkap, Yahudi isreal tidak saja bersekutu dengan barat, namun didukung juga oleh sebagian besar negara-negara Arab yang notabene dikenal sebagai negara Islam atau mayoritas umat Islam atau pemimpinnya beragama Islam.

Hari ini Perang Palestina-Israel sudah berlangsung 75 tahun 61 hari. Dalam hari-hari terakhir, serangan genosida Militer Israel berlangsung masif dan sangat brutal persis aksi terorisme, barbarisme, dan dehumanisme.

Puluhan ribu bayi dan anak-anak telah wafat akibat gempuran bom tentara Zionis dukungan Amerika, Inggris, Perancis, dan beberapa negara Eropa lainnya. Sungguh sangat menyayat hati karena korban warga sipil yang tidak terlibat dalam perang.

Fakta tersebut sangat mengejutkan dunia Islam mengingat Israel sejak 75 tahun silam telah menduduki tanah Palestina dan seakan-akan "direstui" oleh para pemimpin Arab yang harusnya berdiri di samping Palestina dan membelanya. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Mencengangkan bukan?

Memperhatikan apa yang terjadi di Palestina dalam serangan Banjir Al-Aqsa ini, dan apa yang sedang dihadapi oleh tentara Hamas telah membawa kita pada sejarah Perang Khaibar. Terutama bagaimana kesamaan pengkhianatan yang terjadi dikalangan umat Islam.

Perang Khaibar terjadi pada bulan Muharram tahun 7 Hijriah. Perang itu termasuk kedalam salah satu peristiwa besar yang secara langsung pernah diikuti oleh Rasulullah Saw.

Nama Khaibar merupakan sebuah daerah yang sangat subur akan tanahnya dan memiliki banyak mata air, sehingga tak heran jika tumbuh pohon-pohon kurma di sana. Daerah tersebut ditempati oleh kaum Yahudi yang sedari dulu menyimpan dendam mendalam terhadap Islam.

Yahudi dalam melawan pasukan Islam saat itu tidak sendirian. Beberapa kelompok umat Islam berkhianat dengan membantu Yahudi seperti apa yang terlihat pada perang (genosida) Palestina saat ini.

Yahudi menjalin hubungan dengan orang-orang munafik yang menjadi duri dalam tubuh umat Islam. Bahkan, mereka mengadakan hubungan dengan Ghathafan dan orang-orang Arab Badui yang merupakan sayap ketiga musuh Islam kala itu.

Beruntung dalam Perang Khaibar tersebut pasukan muslim meraih kemenangan. Meskipun secara militer jumlah pasukan Islam hanya 1.600 sedangkan musuh memiliki jumlah tentara yang lebih banyak dan persenjataan yang sangat lengkap.

Namun pasukan Islam diberikan kemenangan oleh Allah SWT. Kaum Yahudi bahkan memohon perdamaian dengan Rasulullah Saw dan meminta untuk tetap diizinkan menghuni rumah-rumah mereka dengan catatan menyerahkan separuh penghasilan setiap tahun pada kaum muslimin.

Perang Khaibar dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib. Saat Rasulullah Saw. menyerahkan bendera perang kepada Ali bin Abi Thalib dan berwasiat. “Ajaklah mereka ke dalam Islam sebelum engkau memeranginya. Sebab demi Allah, seandainya Allah memberi hidayah kepada seseorang maka itu lebih baik daripada onta merah (harta bangsa Arab paling mewah waktu itu)” (HR. Muslim).

Kenali musuhmu

Kitab suci Al-Quran pada surat Al-Baqarah telah memberitahukan tentang karakter Yahudi yakni kerakusan, materialisme, ketamakan, kecintaan mereka terhadap dunia, dan kengeyelan Yahudi; merupakan sifat-sifat Yahudi.

Tetapi sifat yang sangat menonjol hingga sekarang adalah rasisnya. Ini juga dibuktikan dengan keputusan Majelis Umum PBB 1975, Zionisme adalah "negara" rasis.

Selain itu Yahudi dikenal sebagai kaum yang suka berkhianat. Bahkan kebaikan umat Islam yang telah menyelamatkan mereka dari pembantaian Kristen di Eropa pun dikhianati.

Malahan mereka bersekutu dengan Kristen untuk meruntuhkan Turki Utsmani pada tahun 1924 dan mendirikan "negara" Yahudi di tanah Palestina secara ilegal.

Sebab itu keberadaan "negara" Israel bukan hanya merupakan bahaya bagi Yahudi, tapi juga seluruh negara di Timur Tengah. Mengingat sifat atau karakter buruk Yahudi yang telah disebutkan di atas.

Maka jika terdapat orang-orang Islam yang memiliki kesamaan dengan sifat dan karakter tersebut pastilah mereka tergolong sebagai munafik dan mungkin pula ia adalah golongan Yahudi secara maknawi yaitu suka berkhianat dan menghasut.

Sebagai contoh bukti, kaum Yahudi bani Nadhir yang pindah ke Khaibar pada masa Rasulullah Saw pernah menghasut kabilah-kabilah Arab di sekitar Khaibar agar memerangi kaum muslimin hingga terjadi perang sebagaimana diceritakan dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW II karya Moenawar Chalil.

Corak adu domba dan menghasut antar pemimpin negara-negara di bawah orang-orang Islam telah dilakukan oleh Israel dengan sangat teliti dan ini kelihatan berhasil. Akibatnya terjadi perang antara Irak-Iran, Saudi-Yaman, Irak-Kuwait.

Begitu juga Yahudi Israel menghasut peperangan melalui fanatisme sektarian. Isu Sunni-Syiah, dan kesukuan Arab- Non Arab telah memecah belah persatuan Islam secara lebih luas. Ini menguntungkan Israel dalam menghancurkan negara-negara Islam satu demi satu.

Celakanya, meski hal itu disadari pula oleh umat Islam dan pemimpin namun mereka tidak mampu menolak atau melawan keinginan Yahudi. Bahkan mereka sekarang sudah tercatat sebagai budak Yahudi Zionis dengan menuruti semua apa yang diharapkan.

Perang Ahzab

Satu lagi peperangan dalam Islam yang sedikit banyak menggambarkan apa yang sedang dialami oleh tentara Hamas di Palestina yaitu Perang Ahzab atau lebih dikenal Perang Khandak.

Dalam sejarah Islam disebutkan Perang Khandaq merupakan perang antara kaum muslimin melawan pasukan gabungan dari kaum Quraisy, Yahudi Bani Nadir, serta Ghathafan. Perang ini disebut juga Perang Ahzab, yang artinya Perang Gabungan.

Kaum kafir Quraisy, bani Ghathafan, dan kaum Yahudi yang bersekongkol.

Perang ini sangat terkenal di kalangan muslim di setiap masa, lantaran perang ini merupakan adu strategi dan perang urat saraf. Persis yang terjadi pada perang Palestina-Israel. Keterlibatan adu senjata, strategi, dan softwar.

Selain itu yang paling khas pada Perang Ahzab adalah pengepungan Madinah yang dilakukan oleh pasukan Ahzab (gabungan) selama 27 hari sebelum dilakukan serangan. Itu pula yang terjadi di Gaza. 

Pasukan Ahzab (Yahudi, Amerika, NATO, dan sekutu lainnya) mengepung pejuang Hamas dan mengurung rakyat Jalur Gaza dibalik tembok selama puluhan tahun sebelum dibombardir hari ini.

Perang Ahzab memang unik. Strategi Salman Al Farisi yang mengusulkan ide penggalian parit besar sebagai benteng pertahanan Kota Madinah disetujui oleh Nabi Muhammad Saw. 

Ditambah pula dengan ketangkasan Sayyidina Ali bin Abi Thalib melawan petinggi perang musuh dan membunuhnya membuat peluang kemenangan bagi pasukan Islam semakin besar.

Rasulullah Saw pun bermunajat kepada Allah SWT selama tiga hari untuk meminta pertolongan dan kemenangan. Hingga peristiwa Ahzab diceritakan dalam Al Quran ayat berikut ini yang kemudian Dia datangkan bala tentara Nya yang membuat musuh lari tunggang langgang.

"Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Ahzab: 9)

Ahzab dalam konteks Perang Palestina-Israel, Hamas membangun terowongan yang membentangkan sepanjang jalur Gaza hingga ke Rafah yang mencapai ratusan kilometer sebagai benteng perlindungan. 

Begitu juga Israel mencoba membuat parit di front depan jalur Gaza Utara hingga ke bagian selatan untuk mencapai tujuannya memukul kekuatan Hamas meski langkah ini telah gagal.

Perang melawan Allah SWT

Sejauh badai Al-Aqsa berhembus yang mengejutkan zionis Israel, lalu mereka merespons dengan penyerbuan besar-besaran rakyat Palestina di jalur Gaza telah mengundang kepiluan yang mendalam.

Hingga hari ke-61 sejak 7 Oktober tentara Israel telah mampu menghancurkan sebanyak 192 masjid di Jalur Gaza dengan dalih terowongan di bawahnya. Belum lagi penghancuran gedung-gedung sekolah, tempat hunian sipil, rumah sakit, dan infrastruktur lainnya yang mencapai ribuan unit.

Kebrutalan rezim Israel dengan membombardir masjid yang merupakan "rumah Allah" menandakan jika mereka tidak hanya berperang melawan Hamas tetapi sekaligus melawan Tuhan Semesta Alam.

Tentara Yahudi itu melarang umat Islam Palestina memasuki masjid Al Aqsa untuk menunaikan shalat di dalamnya. Allah SWT berfirman;

"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat mendapat azab yang berat." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 114)

Terakhir dapat disimpulkan bahwa perang Palestina-Israel telah memperlihatkan kepada kita wajah-wajah musuh yang sebenarnya seperti halnya pada perang Khaibar dan perang Ahzab. 

Sebagaimana Rasulullah Saw yang berdoa kepada Allah untuk kemenangan kaum muslimin, maka Hamas dan pejuang Perlawanan di Palestina pun hanya menanti kemenangan tiba saja dengan izin Allah. Hanya itu yang belum tiba. Namun pasti akan tiba waktunya.

Penulis: Hamdani
Peminat Palestina